RADARSEMARANG.COM, Salah satu materi dalam pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII semester 1 adalah puisi. Menurut Kosasih (2012:97), puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu.
Kekayaan makna yang terkandung dalam puisi disebabkan oleh pemadatan unsur-unsur bahasa. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakannya konotatif bermakna kias. Sedangkan puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh beberapa aturan khusus, seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata tiap baris, dan bunyi persajakan.
Menurut Suminto A Sayuti (2002:3) puisi dapat dirumuskan sebagai sebentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek bunyi-bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu. Sehingga puisi itu mampu membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengar-pendengarnya. Untuk mempermudah siswa dalam menelaah puisi, penulis menggunakan model cooperative learning.
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontektual. Sistem pengajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah 5 unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993) yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab indifidual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif (pembelajaran gotong royong) dalam pendidikan adalah “homo homini socius” yang menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Pembelajaran di sekolah yang melibatkan siswa dengan guru akan melahirkan nilai yang akan terbawa dan tercermin terus dalam kehidupan di masyarakat. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam kelompok secara bergotong royong (kooperatif) akan menimbulkan suasana belajar partisipatif dan menjadi lebih hidup. Teknik pembelajaran kooperatif learning dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa.
Model pembelajaran jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain (Arends, 1997). Menurut Nurkancana (2005) bahwa “model pembelajaran jigsaw adalah model pembelajaran dengan mengelompokkan siswa menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen”. Menurut Isjoni (2007), pembelajaran kooperatif model jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah pertama, siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim. Kedua, tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbed. Ketiga, tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan. Keempat, anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka.
Kelima, setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai. Dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh secara sederhana. Dengan menggunakan metode jigsaw, siswa-siswa kelas VIII SMPN 1 Doro dapat dengan mudah menelaah unsur-unsur puisi bebas. (ti2/lis)
Guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Doro Kabupaten Pekalongan.