32 C
Semarang
Sunday, 4 May 2025

Efektifnya Belajar PPKn dengan Role Playing

Oleh: Wiwik Wiyarni, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, DALAM pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP), setiap pelajaran diajarkan sesuai dengan tujuannya masing-masing dalam mempersiapkan siswa terjun dalam masyarakat. Tujuan PPKn sendiri adalah mengembangkan pengetahuan dan kemampuan memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila dalam rangka pembenatukan sikap dan perilaku sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga Negara yang bertanggung jawab serta memberi bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di jenjang lebih tinggi.

Pembelajaran yang monoton membuat siswa bosan dan tidak berminat pada pembelajaran PPKn, hal ini ditunjukkan siswa yang cenderung pasif, diam, mendengarkan penjelasan guru, dan mencatatnya. Dalam belajar mengajar siswa kurang terlibat, hal ini ditunjukan sedikitnya siswa yang mengajukan pertanyaan, sehingga suasana kelas tenang dan tegang. Sikap siswa dalam pembelajaran yang pasif dan diam menandakan siswa tidak menerima atau tidak menyukai pembelajaran PPKn. Salah satu model yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang menyenangkan adalah Role Playing.

Role Playing merupakan model pembelajaran sosial yang diajukan oleh George Oliver dan Fannie Shaftel. Role Playing dapat menjelaskan sejarah atau masalah pada masa lalu melalui pengulangan peristiwa yang diperankan oleh siswa, sehingga siswa dapat memahami peristiwa yang terjadi secara konkret. Role Playing dapat untuk menanamkan kemampuan bertanggung jawab dalam bekerja sama dengan orang lain, menghargai pendapat dan kemampuan orang lain dan belajar mengambil keputusan dalam hubungan kerja (Hidayati, 2002: 91-92). Pendapat yang sama diajukan oleh Sugihartono, dkk (2007 : 83) model Role playing dapat mengembangkan penghayatan, tanggung jawab, dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.

Langkah-langkah yang penulis terapkan dalam metode ini sesuai dengan apa yang penulis dapatkan dari berbagai macam referensi yang kemudian penulis kembangkan sendiri. Langkah yang pertama adalah pemanasan (pengantar serta pembahasan cerita dari guru). Guru menyampaikan cerita sesuai dengan materi yang akan dibahas. Yang kedua adalah memilih siswa yang akan berperan. Langkah ketiga adalah menyiapkan penonton yang akan mengobservasi. Guru menentukan kelompok yang bertugas sebagai penonton dan pengamat. Kemudian mengatur panggung. Siswa dan guru mengatur panggung untuk permainan role playing pada pertemuan berikutnya. Setelah mengatur panggung, guru mengakhiri pertemuan. Selanjutnya adalah permainan. Permainan role playing dilakukan pada pertemuan berikutnya setelah tahap 1 – 4 selesai.. Setelah penonton siap, maka permainan dilaksanakan. Permainan diawali dengan pembacaan narasi oleh guru.

Langkah selanjutnya diskusi dan evaluasi. Setelah permainan role playing selesai, penonton memaparkan hasil pengamatannya. Dilanjutkan dengan permainan berikutnya. Permainan berikutnya dilakukan kelompok yang belum bermain. Kelompok yang telah bermain role playing bertugas sebagai penonton yang mengobservasi permainan role playing. Diskusi digunakan untuk membahas materi lebih dalam. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi. Dan langkah terakhir adalah generalisasi. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dipelajari dari permainan role playing yang dilaksanakan.

Dari penerapan Role Play selama 3 kali pertemuan. Dan dilanjutkan dengan penilaian alias tes formatif untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan, didapatkan hasil yang menggembirakan. Hasil belajar para siswa yang penulis analisis memeperlihatkan 73% siswa berhasil mencapai KKM yang telah ditetapkan. Dengan rata-rata sebesar 76,8 melampaui rata-rata hasil penilaian pada materi sebelumnya. Keaktifan dan motivasi para siswa dalam mengikuti pembelajaran juga terlihat meningkat. Dilihat dari partsisipasi siswa selama pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan apa yang penulis paparkan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan role play pada pembelajaran PPKn kelas VIII di sekolah penulis adalah berhasil. Tidak hanya terlihat dari hasil belajar para siswa yang telah memenuhi target yang diharapkan. Tetapi juga terlihat dari keaktifan, motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Seperti di SMP 1 Sragi. (gb1/zal)

Guru SMP 1 Sragi


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya