RADARSEMARANG.COM, Manusia tidak pernah terlepas dari kata “belajar“. Setiap individu pasti mengalami proses belajar. Proses belajar dapat diperoleh dari pendidikan. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 menjelaskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Departemen Pendidikan Nasional, 2014).
Pandemi (Covid-19) ini membuat proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan dengan tatap muka di depan kelas, tidak dapat dilaksanakan lagi. Hal ini karena adanya kekhawatiran makin menyebarnya Covid-19. Perlunya alternatif pembelajaran untuk menunjang kualitas pembelajaran yang baik demi berlagsungnya pendidikan putra dan putri bangsa Indonesia.
Proses belajar sekarang ini menggunakan proses daring dan online, tugas yang disampaikan melalui media online, seperti whatsapp, google classroom. Namun anak merasa bosan dan jenuh dengan tugas-tugas yang diberikan oleh guru secara daring, dan tugas secara online seringkali menjadikan siswa kewalahan dalam pengerjaannya.
Oleh karena itu guru dituntut tetap kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Menjadikan pembelajaran tetap aktif dan menyenangkan. Kondisi tersebut juga terjadi di SDN 2 Nolokerto kelas 6 mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar 3.1 Membandingkan cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan, Rendahnya hasil belajar tercermin dari analisis nilai harian IPA materi perkembangbiakan hewan dan tumbuhan. Dari siswa yang ada, hanya 40% siswa yang dapat nilai di atas KKM.
Maka perlu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada masa pandemi, salah satu upaya yang dilakukan oleh guru kelas 6 SDN 2 Nolokerto Kecamatan Kaliwungu, Kendal adalah dengan pembuatan video pembelajaran interaktif.
Video interaktif adalah metode penceritaan berbasis audio visual yang akan mengajak penonton sebagai pengguna, pemilik dan partisipan aktif terhadap media yang dikemas secara sinematik (Cikita Putri, 2019) materi yang dikemas dalam sebuah video akan memudahkan siswa lebih paham terkait pesan yang akan disampaikan. Siswa juga lebih tertarik dengan desain yang dibuat sehingga materi akan lebih diingat oleh siswa.
Dengan penggunaan media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas belajar siswa (Sudjana dan Rivai,2017: 7), dengan menggunakan video interaktif dalam kegiatan belajar mengajar ini dinilai lebih efektif dalam keberhasilan belajar siswa pada materi.
Membandingkan cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan siswa dapat melihat video secara seksama, dan dapat diputar ulang hingga siswa benar-benar mengerti materi yang disampaikan. Proses belajar menjadi efektif dan efisien.
Selain itu siswa menjadi lebih terangsang untuk terus mengikuti pembelajaran yang dilakukan. Kelebihan dari video interaktif yaitu bisa menyisipkan beberapa fitur di dalamnya seperti pertanyaan di dalam videonya. Sehingga setelah siswa menonton materi dalam video dapat sekaligus menjawab soal-soal terkait materi.
Melalui video interaktif dapat menghemat waktu dalam belajar selain itu penggunaannya bersifat fleksibel siswa dapat menonton kapan saja dan di mana saja. Siswa dapat menganalisis bagaimana caranya untuk menampilkan keterampilan dengan baik sesuai poin-poin yang diajarkan melalui penayangan video. Sehingga siswa akan lebih mudah untuk mempelajari materi yang sedang dipelajari.
Setelah menggunakan model pembelajaran video interaktif pada materi Membandingkan cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan ternyata membangun interaksi edukatif. Siswa yang kurang tertarik dan bosan menjadi lebih kritis dan bersemangat mengikuti pembelajaran secara daring dan hasil belajar siswapun menjadi meningkat. (agu1/lis)
Guru Kelas 6 di SDN 2 Nolokerto, Kec. Kaliwungu, Kabupaten Kendal.