26 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Implementasi Discovery Learning dalam Pembelajaran Biologi Dukung Sekolah Adiwiyata

Oleh : Mulyadi, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Sekolah pada jenjang menengah atas (SMA) memiliki peran strategis dalam memberikan bekal pengetahuan, penanaman nilai-nilai serta keterampilan setiap mata pelajaran. Serta dapat membuka wawasan berpikir dalam mengatasi atau mnyelesaikan sebuah persoalan.

Jika penerapan pendekatan belajar berbasis saintifik yang terdiri atas lima langkah yaitu mengamati, bertanya, menalar/mengasosiasikan, mencoba/mengumpulkan informasi, dan mengomunikasikan dapat dilaksanakan oleh semua mata pelajaran, maka kerangka berpikir peserta didik sudah terbentuk. Sehingga kemampuan berpikir analisisnya juga semakin baik dan kemandirian belajarnya semakin matang.

Program sekolah Adiwiyata dapat menjadi salah satu media belajar peserta didik untuk mengembangkan wawasan berpikir lebih jauh. Yaitu cara berpikir ataupun bersikap dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah ataupun di rumah untuk penyelamatan dan perlindungan lingkungan dan alam.

Melalui program Adiwiyata yang diinisiasi Kementerian Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi upaya terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah baik guru dan karyawan serta peserta didik dalam pelestarian lingkungan hidup.

Hal ini diperkuat peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata bahwa sekolah adiwiyata ialah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Dengan penekanan program sekolah adiwiyata di SMAN 1 Kota Mungkid diharapkan dapat menciptakan kepedulian dan budaya peduli lingkungan bagi peserta didik melalui pembelajaran mata pelajaran biologi.

Pembelajaran biologi sangat sesuai untuk belajar pelestarian lingkungan hidup di sekolah. Melalui penerapan belajar biologi pada kompetensi dasar (KD) pertumbuhan dan perkembangan di kelas XII yaitu menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery learning) dapat digunakan sebagai media untuk mengarahkan para peserta didik belajar peduli pada lingkungan.

Siswa diberikan stimulasi banyaknya limbah cair baik dari rumah tangga ataupun dari tempat budidaya ikan ataupun limbah cair industri tahu yang sering dibuang langsung tanpa ada pengolahan limbah terlebih dahulu.

Siswa dibimbing menentukan jenis limbah cair. Contoh limbah cair tahu yang akan digunakan sebagai bahan/zat yang mempengaruhi makhluk hidup tumbuhan atau hewan (misalnya ikan) sebagai objek percobaan.

Peserta didik dapat membuat kadar yang berbeda dari satu macam limbah cair tahu ( 0%, 5%, 10% dan 15% ) yang akan diujikan pada satu jenis objek biologi. Ikan nila misalnya, mengapa tidak sampai menggunakan kadar 100 %? Karena di lingkungan pencemaran juga tidak sampai kadar 100% sudah berdampak pada makhluk hidup.

Data yang diperoleh dituliskan dengan diskripsi ataupun kuantitatif dari gejala pada ikan yang digunakan sebagai objek percobaan. Bagaimana kelincahan gerakannya, kesehatannya, ataupun pertambahan berat badannya setelah 3 minggu pengamatan ataupun mugkin data jumlah ikan yang mati.

Hasil pengamatan percobaan ini akan terdata dengan jelas bagaimana keadaan ikan yang berada di dalam air dengan kadar limbah cair tahu 0%, 5 %, 10 % dan 15 %. Data yang diperoleh, menggambarkan pengaruh kadar limbah cair tahu terhadap pertumbuhan ikan nila.

Peserta didik dapat diberikan pemahaman bagaimana sikap dalam mengelola limbah-limbah dalam bentuk apapun agar tidak merusak ataupun mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Perubahan sikap inilah yang diharapkan dapat terwujud dalam diri peserta didik. Sehingga lingkungan sekolahnya nyaman. Semua makhluk hidup di dalamnya terawat. Semua hidup dan tumbuh optimal.

Percobaan lain dapat dikembangkan dengan pemanfaatan pupuk kandang dan pupuk anorganik/kimia pengaruhnya terhadap pertumbuhan cacing tanah. Hal yang sama hasil dari data penelitian akan menggambarkan pengaruh pupuk anorganik terhadap pertumbuhan cacing tanah.

Percobaan-percobaan lain pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dapat dikembangkan dengan model inquiry dengan tahap-tahap : stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan), problem statement (pernyataan/identifikasi masalah), data collection (pengumpulan data), data processing (pengolahan data), verification (pembuktian), serta generalization (menarik kesimpulan/generalisasi). Pada kesimpulan penelitiannya peserta didik akan lebih peduli pada penyelamatan dan pelestarian lingkungan. (pm2/lis)

Guru Biologi SMAN 1 Kota Mungkid, Kabupaten Magelang.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya