RADARSEMARANG.COM, Belajar IPS adalah pembelajaran yang berkaitan dengan hafalan dan ingatan sehingga banyak anak yang tidak senang dengan pelajaran IPS. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Bila ditanya kembali siswa tidak bisa menjawab, sehingga nilai siswa biasanya rendah.
Pembelajaran IPS di SD Negeri Ringinputih 1 yang biasanya diajarkan dengan metode ceramah, bercerita dan mengamati gambarpun belum bisa menarik minat belajar siswa. Masih banyak anak yang kurang memperhatikan pembelajaran dan kurang dalam mengingat kembali pembelajaran yang sudah diajarkan. Oleh karena itu perlu adanya alat dan media yang tepat dalam pembelajaran.
Menurut om.makplus (2015) yang mengutip pendapat Kempt & Dayton (1998), fungsi utama media pembelajaran yaitu memotivasi minat dan tindakan, direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Menyajikan informasi, digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. Memberi instruksi, informasi yang terdapat dalam media harus melibatkan siswa.
Salah satu bentuk motivasi pembelajaran adalah menggunakan media TTS (Teka Teki Silang). TTS melibatkan pengamatan, ketelitian, kerja sama sehingga pembelajaran lebih menarik, menyenangkan karena pembelajaran lebih aktif dan kondusif yang memberikan indikator bahwa motivasi siswa belajar lebih baik.
Dengan mengacu pada teori di atas, metode TTS ini sudah memenuhi kriteria media yang sudah berfungsi dengan baik. Karena sudah menjadikan pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan untuk memberikan informasi tertentu pada siswa dan melibatkan keaktifan siswa secara menyeluruh.
TTS merupakan salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran untuk memahami materi tentang negara-negara di ASEAN. TTS dapat dibuat di kertas HVS atau kertas manila. Bentuknya kotak-kotak dengan mendatar dan menurun yang tegak lurus yang diberi nomor ataupun tidak bernomor yang berisi negara-negara ataupun hal-hal penting dalam negara ASEAN yang merupakan jawaban dari setiap soal atau pertanyaan yang disediakan guru.
Walaupun bentuknya tradisional dengan menggunakan kertas HVS dalam tetapi tepat menjadi daya tarik tersendiri tidak kalah dengan media elektronik. Karena di SD Negeri Ringinputih 1 media elektronik seperti laptop masih kurang. Dengan ini dapat memacu ketelitian siswa. Serta siswa dapat bekerja sama mencari jawaban untuk setiap pertanyaan. Dengan metode TTS ini siswa menjadi aktif dalam pembelajaran dan kelihatan senang dalam pembelajaran.
Dalam penerapannya, metode TTS ini dapat diberikan secara individu dan bisa juga diberikan secara kelompok. Jika diberikan secara individu memungkinkan siswa mengerjakan tugas seperti biasanya. Namun jika diberikan secara kelompok siswa dapat saling bertukar jawaban, bertukar pikiran dan bertukar pendapat dalam menentukan jawaban yang dibutuhkan. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari beberapa siswa, dan diberi tugas membaca dan memahami materi dengan waktu yang ditentukan. Setelah selesai tugas kelompok adalah menyusun kata yang sudah disediakan dalam kotak-kotak TTS.
Ternyata dengan pembelajaran model ini menjadi minat siswa bertambah dalam belajar IPS dan dapat mengatasi kebosanan siswa SD Negeri Ringinputih 1. Dengan materi yang luas meliputi negara-negara lain yang belum pernah dimengerti. Metode ini dapat menambah kemampuan siswa dalam memahami pelajaran. Dengan bertambahnya motivasi siswa dalam belajar akan menjadikan siswa bersemangat dalam pembelajaran IPS. Serta dapat meningkatkan nilai sosial dalam hal kerja sama dan nilai dalam pembelajaran IPS dapat meningkat. Sehingga siswa, orang tua dan guru menjadi senang dan puas dalam pembelajaran IPS. (pm2/lis)
Guru Kelas SDN Ringinputih 1, Borobudur, Kabupaten Magelang.