RADARSEMARANG.COM, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang di dalamnya membahas mengenai kejadian-kejadian alam beserta isinya yang dikembangkan dengan konsep dan prinsip yang disusun secara sistematis melalui proses penemuan dan pengamatan. Hasilnya peserta didik mampu untuk memahami materi pembelajaran dalam konsep pemahaman dan mengembangkan keterampilan proses melalui proses ilmiah.
IPA ini adalah salah satu mata pelajaran yang dikembangkan pada tingkat sekolah dasar. Konsep pembelajaran yang disajikan dan dikembangkan dalam IPA berupa pengetahuan alam yang terdapat di dalam materi secara teoritis, sikap rasa ingin tahu peserta didik dalam mengungkap fakta melalui pengamatan, dan keterampilan proses untuk melakukan penyelidikan terhadap alam. Hal tersebut diperkuat pendapat Sujana (2009: 92) yang menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan alam (sains) telah terjadi pergeseran yang semula menekankan pada hasil belajar (produk) kemudian lebih mengutamakan pada proses (keterampilan proses). Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembelajarannya tidak hanya menekankan pada produk yang dihasilkan, tetapi bagaimana proses pembelajaran IPA (sains) berlangsung.
Muatan pelajaran IPA yang diajarkan pada kelas VI SDN Karangsari Bojong salah satu materinya adalah memahami, menyebutkan dan menggambarkan macam-macam tulang daun. Untuk memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi ini, penulis menggunakan model pembelajaran inquiri (penemuan) yang memberikan suatu bentuk objek nyata, di mana peserta didik akan menggunakan benda nyata sebagai bahan pengamatan dan memecahkan masalah sehingga peserta didik mampu memahami macam-macam tulang daun, menyebutkan jenis-jenisnya, serta menggambarkannya. Benda nyata yang digunakan berupa berbagai macam daun, yang sebelumnya dipersiapkan oleh guru sebagai bahan sampling atau contoh untuk pengamatan awal. Daun-daun tersebut antara lain, daun pohon mangga, daun sirih, daun tebu, dan daun singkong yang tentunya daun-daun ini mudah ditemukan karena berada di lingkungan sekitar. Peserta didikpun bisa berkreasi menemukan sendiri berbagai macam daun yang ada di lingkungan sekitar dan saling bertukar daun yang berbeda dengan teman-temannya untuk memperkaya pengetahuan. Sebelum peserta didik melakukan pengamatan, penulis terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberikan suatu pertanyaan kritis yang membutuhkan pemecahan. Pada saat kegiatan berlangsung, penulis memandu jalannya proses pengamatan dan penemuan sehingga peserta didik terbimbing. Dari kegiatan ini, peserta didik di satuan pendidikan penulis menunjukkan keaktifan dalam belajar, sikap kreatif dan merasa senang karena mampu menemukan pemecahan masalah dan menemukan jawaban sendiri atas apa yang dipelajarinya. (ce4/ton)
Guru Kelas 6 SDN Karangsari Kec. Bojong Kab. Pekalongan.