RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran jarak jauh di masa pandemi merupakan tantangan bagi semua kalangan baik itu guru, siswa, maupun orang tua. Kebijakan yang dilaksanakan masing-masing sekolah berbeda-beda tergantung pada kemampuan sekolah, kemampuan siswa, serta sarana prasarana yang mendukung.
Idealnya di era zaman sekarang ini pembelajaran jarak jauh daring berbasis IT dengan mempergunakan zoom meeting, google class room, microsoft teams, dan lainnya. Namun di SMP Negeri 2 Sawangan, saat ini belum bisa mempraktikkan hal tersebut.
Karena adanya kendala seperti tidak semua siswa memiliki HP android yang representatif untuk pembelajaran. Ada sebagian daerah yang tidak terjangkau sinyal, ada pula yang keterbatasan saat pembelian kuota internet. Dengan demikian sekolah memilih mempergunakan model pembelajaran lain supaya kegiatan belajar mengajar tetap dapat dilaksanakan.
Pada semester gasal sebelumnya, SMP Negeri 2 Sawangan menggunakan metode pemberian tugas. Namun pada saat dikumpulkan masih ditemukan sekitar 20 persen dari pekerjaan siswa utamanya di pelajaran bahasa Jawa yang masih kosong atau tidak dikerjakan atau pun hanya dikerjakan separo saja.
Pada pembelajaran semester genap ini, pembelajaran bahasa Jawa menggunakan model pembelajaran Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS). Menurut Dorrel (2017: 145) Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS) yaitu suatu sistem belajar yang berorientasi pada siswa yang menggunakan aneka sumber dalam proses pembelajaran. Penggunaan berbagai sumber belajarlah yang merupakan pendorong dikembangkannya sistem belajar terbuka, belajar jarak jauh, dan belajar fleksibel sehingga istilah belajar berbasis aneka sumber sebenarnya sudah tercakup di dalamnya.
Menurut Dorrel (2017: 145) pembelajaran Berbasis Aneka Sumber (BEBAS) sangat diperlukan dan mutlak diterapkan dalam pendidikan karena adanya paradigma pendidikan. Yaitu dari pendidikan yang berfokus pada penguasaan isi mata pelajaran bergeser kepada pendidikan berfokus pada pengalaman belajar yang berorientasi pada pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.
Penerapan BEBAS di SMP Negeri 2 Sawangan dalam pembelajaran daring ini terlihat pada penggunaan aneka sumber dalam proses pembelajaran seperti: buku paket, ringkasan materi, LKPD yang dibagikan kepada siswa (orang tua yang mengambil ke sekolah setiap 3 minggu), penggunaan internet sebagai sarana pendukung (bagi siswa yang menjangkaunya), voice, dan juga google form.
Setiap guru dalam 3 minggu menyiapkan ringkasan materi beserta LKPD-nya. Selain itu dalam LKPD tersebut terdapat petunjuk khusus dalam setiap pembelajaran. Bila ada materi dari buku paket maka dalam LKPD tersebut ada perintah untuk membuka buku paket dengan diperinci halaman serta membacanya. Kemudian siswa diminta membacanya lalu mengerjakan LK.
Sementara pada saat pembelajaran, guru mengajar menggunakan What Apps atau pun voice untuk menerangkan materi pembelajaran. Bila ada siswa yang belum paham bisa menghubungi guru tersebut melalui grup WA atau pun secara japri. Kadang penyampaian materi berupa video, file word, atau pun pdf walaupun tidak semua siswa bisa menjangkaunya karena sebagai pelengkap saja.
Sedangkan pengerjaan LK pada mapel bahasa Jawa siswa diminta mencari sumber lain dari buku lain yang mendukung, majalah, kamus off line, kamus bausastra, dan internet.
Peningkatan yang bisa dirasakan guru pada saat menggunaan model BEBAS adalah adanya kenaikan nilai penilaian harian. Tugas-tugas dan nilai ketrampilan lebih variatif karena siswa bisa mencari sumber dari mana pun. (pm1/lis)
Guru Bahasa Jawa SMPN 2 Sawangan, Kabupaten Magelang.