29 C
Semarang
Sunday, 4 May 2025

Pengenalan Pancasila Sejak Dini

Oleh : U’un Umiarsih S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Sudah banyak anak-anak yang mengenal dan mengetahui apa itu Pancasila. Namun, belum tahu cara penerapannya, karena masih belum diberikan pembelajaran lanjutan di sekolah. Pengenalan terhadap Pancasila sejak dini itu penting. Terutama Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara, sehingga tercipta masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera.
Menurut Muhammad Yamin, Pancasila berasal dari kata “Panca” yang berarti lima dan “Sila” yang berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.

Berikut ini beberapa aktivitas yang menjadi modal awal untuk mengenalkan nilai-nilai luhur Pancasila pada anak, pertama, rutin mengajak anak beribadah bersama. Ini karena sila pertama Pancasila mengandung nilai ketuhanan. Di dalamnya memberikan tugas kepada orangtua untuk mengenalkan dan mengajarkan anak tentang agama. Untuk anak yang masih berusia dini, salah satu cara termudah mengenalkan anak dengan agama dan Tuhan YME adalah dengan mengajaknya beribadah bersama. Kemudian membiasakan berdoa di setiap aktivitas anak. Misalnya sebelum makan, tidur, atau bermain. Jangan lupa orangtua selalu mengingatkan untuk berdoa terlebih dahulu. Mengenalkan anak pada kitab suci juga menjadi salah satu pengamalan Pancasila untuk anak yang masih usia dini.

Kedua, berkunjung ke rumah saudara, teman, atau tetangga merupakan salah satu cara menumbuhkan nilai Pancasila. Sila kedua yang mengandung makna kemanusiaan, berarti menugaskan kepada orangtua agar menanamkan karakter simpati dan empati dalam diri anak. Cara yang dapat dilakukan orang tua misalnya meminta anak menghibur temannya yang sedang menangis, menolong teman jika melihatnya terjatuh atau kesusahan, dan lainnya. Pembiasaan-pembiasaan ini lambat laun akan menjadikan anak tumbuh dengan jiwa kemanusiaan yang tinggi.

Ketiga, mengajak teman bermain bersama. Sila ketiga Pancasila terkandung makna persatuan. Dalam hal ini, orangtua wajib membiasakan anak untuk rukun dengan teman bemain. Caranya, mengajak teman bermain bersama tanpa membedakan status sosial. Sekaligus mengajarkan anak tentang kebersamaan, misalnya sesekali mengajak anak dan teman-temannya makan kue bersama di teras rumah. Selain membuat anak-anak senang, turut membangun kebersamaan.

Keempat, memberikan kesempatan pada anak untuk memilih sesuai keinginannya. Musyawarah untuk mufakat menjadi makna sila keempat Pancasila. Tugas orangtua adalah memberikan kebebasan atau kesempatan kepada anak dalam menentukan keinginannya. Salah satu cara sederhana adalah menanyakan kepada anak tentang menu makanannya. Anak tentu akan memberikan beberapa argumen tentang makanan apa yang mereka inginkan. Atau bisa juga dengan memberikan kesempatan pada anak untuk memilih pakaian yang ingin mereka pakai sendiri. Dari dua contoh kebiasaan ini, menjadi dasar orang tua untuk membiasakan anak berpendapat dan mendengarkan pendapat orang lain.

Kelima, berbagi dengan teman. Keadilan menjadi makna penting dalam sila kelima Pancasila. Orangtua dapat menbiasakan anak untuk berbagi dengan orang lain. Contoh sederhana misalnya berbagi mainan atau makanan dengan teman. Mengingat anak untuk bersikap adil terhadap semua teman, tidak membedakan teman, senantiasa untuk mau bermain bersama dengan semua teman menjadikan anak terbiasa hidup adil dalam segala hal. Memahami nilai-nilai Pancasila memang tidak mudah diajarkan pada anak, terlebih lagi anak usia dini. Ketelatenan dan kebiasaan yang diterapkan orangtua di rumah yang membuat anak terbiasa hidup dengan berpegang teguh pada nilai-nilai luhurnya (https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/). (ag2/ida)

Guru SMPN 3 Ampelgading.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya