RADARSEMARANG.COM, Sejak 2020 kita semua di uji dengan merebaknya wabah pandemi Covid-19 atau Coronavirus disease. Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menuntut kita untuk mencari jalan yang terbaik. Pembelajaran yang mestinya dilakukan di ruangan dengan sistem tatap muka beralih pelaksanaannya dari rumah. Pendidikan harus tetap berlangsung. Guru agar terus dapat melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik. Hal tersebut tertera di surat edaran Mendikbud Nomor: 36962/MPK.a/HK/2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari rumah dalam upaya pencegahan Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19).
KBM berbasis daring atau on-line menjadi pilihan. Atau yang sering kita sebut dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Sebagai seorang guru yang berada dipedesaan tidaklah menjadi beban bagi kami, dengan memanfaatkan internet atau media sosial sebagai jembatan penghubung antara guru dengan siswa serta orang tua atau wali murid. Dengan adanya bantuan kuota internet dari pemerintah sangatlah membantu paling tidak bisa memecahkan masalah biaya bagi orang tua. Yang menjadi kendala sekarang adalah jaringan internet yang kadang-kadang hilang dari jaringan. Hal lain yang bisa kita rasakan adalah karena kepemilikan handphone yang dimiliki oleh orang tua. Mayoritas wali murid yang berprofesi sebagai petani, dan buruh pabrik yang selalu pergi dari pagi sampai sore. Sulit rasanya untuk bisa selalu bersama dalam proses belajar mengajar.
Sebagai guru kelas 5 di SDN 2 Ngesrepbalong Kecamatan Limbangan yang letaknya di lereng gunung Ungaran berinisiatif untuk membuat media pembelajaran sendiri agar media tersebut tepat guna untuk para siswa di kelas 5 khususnya selama PJJ ini. Kurikulum 2013 yang menuntut adanya pencapaian kompetensi Sikap, Pengetahuan dan Ketrampilan menuntut kita untuk selalu menyampaikan pembelajaran dengan baik sopan dan santun, dengan memperluas pengetahuan dan mengasah ketrampilannya.
Semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi dengan begitu cepat yang ditandai dengan banyaknya perubahan masyarakat Indonesia lebih terbuka pada pengetahuan global (Astuti dan Susilo, 2015). Internet juga menjadi salah satu faktor pendukung pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, yang juga berdampak pada maraknya penggunaan media sosial yang menjadi penghubung komunikasi seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan yang paling banyak digunakan yaitu Whatsapp, kini jarak bukan lagi sebuah hambatan bagi kita semua. Salah satu imbas positif dari PJJ adalah menjamurnya aplikasi belajar on-line yang merupakan imbas dari percepatan transformasi teknologi dalam bidang pendidikan yang menghasilkan banyaknya platform yang meluncurkan bermacam-macam aplikasi belajar on-line guna mendukung PJJ ini.
Keterbatasan jaringan dan perangkat lain seperti laptop yang ada di SDN 2 Ngesrepbalong, pilihan yang tepat untuk mengoptimalkan pembelajaran adalah penggunaan Grup Whatsapp yang beranggotakan guru dan orang tua siswa kelas 5, karena kebanyakan para orang tua belum memberikan putra-putrinya smartphone sendiri. Untuk penyampaian materi, penggunaan media video sebagai pengantar materi yang dibagikan ke grup Whatsapp. Media pembelajaran harus dibuat sekreatif mungkin agar para siswa lebih memperhatikan materi pembelajaran tersebut. Pengiriman tugas di chat group Whatsapp berupa Modul Pembelajaran. Selain sebagai alat dalam memberikan materi dan informasi kepada para siswa dan orang tua, Grup Whatsapp ini dimanfaatkan sebagai media dalam menanyakan dengan para orang tua siswa mengenai perkembangan para siswa.
Untuk mensukseskan pembelajaran, saya juga melakukan home visit secara bergilir dan terjadwal pada siswa untuk memastikan anak tetap belajar. Begitu banyak manfaat sosial media sebagai seorang guru, kita harus mengajarkan para siswa agar tetap menggukan Internet dengan aman dan beretika serta tetap dalam penggunaan yang positif. (*/ton)
Guru Kelas 5 SD Negeri 2 Ngesrepbalong Kec. Limbangan, Kab. Kendal.