RADARSEMARANG.COM, PANDEMI Covid-19 berdampak pada dunia pendidikan. Pemerintah pusat sampai pemerintah tingkat daerah memberikan kebijakan untuk mengubah metode pembelajaran dari tatap muka menjadi pembelajaran secara daring (dalam jaringan) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah penularan Covid-19.
Prinsip yang diterapkan dalam kebijakan masa pandemi Covid-19 adalah “kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.” Sekolah dasar (SD) merupakan salah satu jenjang pendidikan yang merasakan dampak dari pandemi Covid-19 ini.
Karena itu, pihak SDN 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, mengubah strategi pembelajaran yang awalnya tatap muka menjadi pembelajaran non-tatap muka atau pembelajaran online atau PJJ. Berbagai model pembelajaran diterapkan para guru untuk membantu siswa belajar dari rumah. Pemerintah menyediakan berbagai aplikasi pembelajaran yang dapat diakses dan digunakan oleh guru dan siswa.
Menurut Arsyad (2011) media pembejaran online atau sering disebut dengan e-learning merupakan media penunjang pendidikan dan bukan sebagai media pengganti pendidikan. Prosesnya e-learning sebagai media distance learning menciptakan paradigma baru, yakni peran guru yang lebih bersifat “fasilitator” dan siswa sebagai “peserta aktif” dalam proses belajar-mengajar. Karena itu, guru dituntut untuk menciptakan teknik mengajar yang baik, menyajikan bahan ajar yang menarik, sementara siswa dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam proses belajar. Pemanfaatan sistem pembelajaran daring merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan dan memudahkan siswa mengakses materi pembelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran daring di SDN 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, guru-guru mencoba mengubah strategi pembelajaran dengan menerapkan WhatsApps (WA), Google Form, Google Classroom, dan Youtube. Pembelajaran daring/jarak jauh melibatkan peran guru dan orang tua yang lebih. Tentunya bimbingan dari orang tua masing-masing siswa secara ekstra terutama pada pembelajaran daring di kelas I SD.
Hambatan, solusi dan harapan dalam pembelajaran dengan menggunakan sistem daring menjadi topik yang menarik dalam masa pandemi Covid-19 ini. Meski dalam kondisi yang serba terbatas, tetap masih dapat melakukan pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan sesuai kurikulum yang berlaku. Sedangkan hal yang menjadi hambatan adalah orang tua harus menambah waktu untuk mendampingi anak-anaknya, terutama pada kelas I SD yang baru masuk. Yakni, yang berada dalam masa transisi lingkungan belajar dari jenjang pendidikan sebelumnya pendidikan anak usia dini (PAUD). Sedangkan dari segi guru, dituntut untuk lebih tanggap terhadap teknologi dan dituntut untuk belajar banyak hal, khususnya pembelajaran berbasis daring. Sistem pembelajaran daring ini dapat dijadikan sebagai model dalam melakukan pembelajaran selanjutnya. (ag2/ida)
Guru SDN 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan.