RADARSEMARANG.COM, Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar (Lerner, 1988). Tahap membaca permulaan umumnya dimulai sejak anak masuk kelas satu SD (Sekolah Dasar), yaitu pada saat berusia sekitar enam tahun. Meskipun demikian, ada anak yang sudah belajar membaca lebih awal dan ada pula yang baru belajar membaca pada usia tujuh atau delapan tahun. Tujuan utama dari membaca permulaan adalah agar anak dapat mengenal tulisan sebagai lambang atau simbol bahasa sehingga anak-anak dapat menyuarakan tulisan tersebut (Wardani, 1995).
Hasil belajar yang diharapkan dalam pembelajaran membaca permulaan di kelas 1 SDN 2 Ngadirejo, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung antara lain siswa dapat membaca nyaring suku kata dengan lafal yang tepat. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat. Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang tepat. (Depdiknas: 2007).
Kemampuan membaca bukan merupakan syarat mutlak yang harus dikuasai siswa jika ingin masuk SDN 2 Ngadirejo. Tetapi alangkah baiknya jika siswa sudah dibekali kemampuan mengenali huruf mulai dari Taman Kanak-kanak. Karena mulai kelas 1 SD siswa sudah diajari beberapa mata pelajaran yang mensyaratkan kemampuan membaca.
Hal tersebut juga ditunjang penelitian Kendeou, dkk (2009) bahwa siswa yang sudah diajari mengembangkan keterampilan memahami bacaan awal lebih dini (Taman Kanak-kanak) memiliki kontribusi yang besar ketika ia memahami bacaan di SD.
Active learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan menyediakan lingkungan belajar yang membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar. Active learning ini kemudian dijadikan sebagai pijakan PAKEM (pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan) (Asmani, 2011: 73-74).
Istilah PAKEM semula dikembangkan dari istilah AJEL (active joyful and effective learning). Untuk pertama kalinya di Indonesia, yaitu pada tahun 1999, metode ini dikenal dengan istilah PEAM (pembelajaran efektif, aktif dan menyenangkan).
Pada hakikatnya, landasan-landasan teori yang digunakan PAKEM adalah mengambil teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif. Istilah 64 | Vol. I, No. 1, Maret 2014 pembelajaran aktif di sini lebih tepat merupakan lawan dari pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran konvensional, guru yang mendominasi. Sementara, pada pembelajaran aktif siswa yang aktif belajar. Kedua pendekatan pembelajaran tersebut masih tetap menonjolkan keaktifan siswa, namun dalam kadar yang berbeda.
PAKEM merupakan strategi pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman siswa, dengan penekanan pada pemahaman siswa, penekanan pada belajar sambil bekerja (learning by doing).
Pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dapat meningkatkan motivasi siswa untuk terus belajar selama hidupnya (Barkley, 2010). Brophy (2004) menjelaskan motivasi siswa dalam kelas dapat meningkatkan antusiasme, perhatian, keterlibatan siswa dan usaha siswa untuk belajar. Melalui upaya tersebut siswa SDN 2 Ngadirejo diharapkan memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan. Termotivasi terus untuk belajar serta tidak akan mengalami kesulitan dalam tahapan belajar membaca berikutnya.
PAKEM (pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa, sehingga siswa aktif bertanya, dan mengemukakan gagasan. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam, sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan membaca permulaan siswa.
Efektif berarti proses pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Selain itu, sejumlah tujuan pembelajaran yang ditetapkan harus tercapai. Menyenangkan adalah membuat suasana belajar mengajar yang menyenangkan, sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar. Pembelajaran mulai dari awal hingga akhir penerapan PAKEM dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 di SDN 2 Ngadirejo. (pm2/lis)
Guru Kelas I SDN 2 Ngadirejo, Kec. Ngadirejo, Kabupaten Temanggung.