RADARSEMARANG.COM, Matematika merupakan pelajaran yang sangat menarik dan menyenangkan, apabila seorang guru bisa mengelola pembelajaran dengan tepat. Guru mempunyai peranan penting dalam membuat pembelajaran menjadi lebih kreatif agar mendorong siswa dapat belajar optimal.
Hal utama yang perlu untuk diinovasi oleh guru dalam pembelajaran matematika adalah penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Realita di lapangan, banyak guru kurang kompeten dalam mengkreasikan berbagai metode pembelajaran.
Guru cenderung menggunakan pembelajaran secara konvensional yaitu masih menggunakan model ceramah. Siswa hanya duduk manis di kursi sambil mendengarkan gurunya menerangkan materi pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa ngantuk, kurang tertarik, bosan dan jenuh terhadap pembelajaran.
Kurang menariknya pembelajaran matematika dapat mengakibatkan hasil belajar siswa menurun. Hal ini juga terjadi di kelas 5 SD Negeri Siberuk Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang pada materi pengumpulan data. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus melakukan gebrakan revolusi dalam mengajar. Salah satunya dengan menggunakan depok dalam mengajarkan materi pengumpulan data.
Apa itu depok? Depok adalah kepanjangan dari demonstrasi kelompok. Menurut Muhibbin Syah (2013:22) metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Sayekti I. C., Srawanto dan Suparmi (2012:147) menyatakan metode demonstrasi adalah penyajian bahan pelajaran oleh guru, baik yang berwujud benda maupun berupa prosedur tertentu yang dilakukan secara langsung atau menggunakan media pengajaran yang dapat melibatkan peran serta siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Bagaimana cara melakukan depok pada materi pengumpulan data? Langkah pertama yaitu guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, dengan tiap kelompok terdiri dari 5 anak. Kedua guru membagikan lembar pengamatan kepada tiap kelompok dan menjelaskan langkah kerja yang harus dilakukan. Ketiga secara bergantian, siswa dengan dibantu teman kelompoknya mengukur tinggi badan menggunakan meteran dan catat hasilnya dalam satuan cm pada lembar pengamatan. Keempat secara bergantian, siswa dengan dibantu teman kelompoknya mengukur berat badan menggunakan timbangan digital dan catat hasilnya dalam satuan kg pada lembar pengamatan.
Kelima tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain menanggapinya. Langkah selanjutnya siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi kelompok tentang pengumpulan data berupa tinggi dan berat badan.
Dengan menggunakan metode demonstrasi kelompok, siswa bisa langsung merasakan sendiri pengalaman dalam mengumpulkan data berupa pengukuran tinggi dan berat badan. Setiap siswa secara langsung mendemonstrasikan materi pelajaran, sehingga semua siswa akan aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode demonstrasi kelompok dapat membuat materi pelajaran menjadi lebih konkret (nyata), sehingga dapat meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Perubahan positif yang terjadi pada siswa dalam pembelajaran matematika, tentunya akan diiringi dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada materi pengumpulan data. (ag1/lis)
Guru SD Negeri Siberuk, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang.