25 C
Semarang
Sunday, 11 May 2025

Serunya Belajar Kesebangunan dengan Metode Think Pair Share

Oleh : Wawan Setyawan,S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, BELAJAR adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Untuk mencapai perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu dikarenakan pengalaman pembelajaran yang berkesan.

Pembelajaran yang berkesan itu yang menarik , nyaman diikuti dan gembira dalam suasana kelas. Pembelajaran menyenangkan menjadi target desain setiap pembelajaran. Walaupun pada implikasinya sering tidak lancar dan tidak sesuai dengan harapan sebagaimana yang dialami penulis dikelas IX SMP Negeri 2 Siwalan pada mata pelajaran Matematika masih terdapat siswa yang tidak semangat , bosan dan kesulitan memahami materi. Hal ini menjadi kajian penulis untuk menciptakan pembelajaran yang menarik. Penulis dalam mewujudkannya menggunakan metode Think Pair Share pada materi kesebangunan dan kekongruenan. Metode ini dipandang akan lebih memunculkan antusias siswa dalam menggali pengetahuan.

Model pembelajaran tipe think pair share merupakan model pembelajaran kooperatif sederhana yang berarti berfikir-berpasangan dan berbagi. Warsono (2012: 202). Menurut Huda (2013: 206) menyatakan bahwa Strategi think pair share memperkenalkan gagasan tentang waktu „tunggu atau berfikir‟ (wait or think time) pada elemen pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor ampuh dalam meningkatkan respons siswa terhadap pertanyaan.

Materi kesebangunan dan kekongruenan ini memuat kompetensi dasar pada ranah pengetahuan menjelaskan dan menentukan kesebangunan dan kekongruenan antar bangun datar. Dengan indikator capaian belajarnya siswa mampu mengidentifikasi dua benda/bangun kongruen atau tidak, siswa mampu menjelaskan syarat-syarat dua bangun segi banyak yang kongruen, siswa mampu menguji dan membuktikan dua segitiga kongruen atau tidak, siswa mampu mengidentifikasi dua benda sebangun atau tidak.

Langkah–langkah model pembelajaran Think Pair Share pada mata pelajaran Matematika kelas IX pada materi pembelajaran Kesebangunan dan kekongruenan sebagai berikut pertama, guru melalukan apersepsi dan memberi motivasi kesuksesan dalam belajar lalu siswa duduk berpasangan. Kemudian, guru melakukan presentasi dan kemudian mengajukan pertanyaan terkait kesebangunan dan kekongruenan, setelah itu, mula-mula siswa diberi kesempatan berfikir secara mandiri. Selanjutnya, siswa kemudian saling berbagi (share) bertukar pikiran dengan pasangannya untuk menjawab pertanyaan –pertanyaan terkait materi yang disampaikan guru. Lalu, guru memandu pleno kecil diskusi, setiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya. Setelah itu, Guru memberikan penguatan tentang prinsip-prinsip apa yang harus dibahas, menambahkan pengetahuan atau konsep yang luput dari perhatian siswa saat berdiskusi dengan pasanganya. Terakhir, guru melakukan simpulan pembelajaran dan melakukan refleksi pembelajaran.

Kelebihan model pembelajaran Think Pair Share, setelah penulis menerapkan pada pembelajaran matematika materi kesebangunan dan kekongruenan sebagai berikut, memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan, siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah, siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, di mana tiap kelompok hanya terdiri dari dua orang, siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. Serta memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan selama pembelajaran dengan model ini adalah lebih sedikit ide yang muncul, dan jika ada perselisihan, tidak ada penengah. Untuk meminimalisir maka guru perlu peka dan kreatif sehingga hal itu tidak terjadi. (pg2/zal)

Guru SMPN 2 Siwalan.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya