26 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Meningkatkan Motivasi Belajar Daring pada Siswa SMA

Oleh : Inayah S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SEBENARNYA pembelajaran daring bukan hal baru. Model ini sudah dikembangkan sejak tahun 2013 sebagai alternatif pembelajaran. Artinya sebelum pandemi Covid-19, Indonesia telah mengaplikasikannya. Namun tidak semua lembaga mengaplikasikan, terutama sekolah-sekolah di pedesaan. Dengan adanya pandemi, mengharuskan seluruh sekolah, perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya, menggunakan metode pembelajaran daring. Tujuannya, agar proses pembelajaran tetap berjalan, meskipun harus dilakukan di rumah masing-masing.

Keadaan ini berdampak pada kualitas pembelajaran, siswa, dan guru yang sebelumnya berinteraksi secara langsung dalam ruang kelas. Sekarang harus berinteraksi dalam ruang virtual yang terbatas. Guru dituntut memberikan pengajaran yang baik, menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar dan secara kreatif dan inovatif menggunakan media belajar yang menarik agar siswa dapat memahami materi pembelajaran. Ini sesuai dengan teori belajar behavioristik bahwa “belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.”

Sementara itu, pembelajaran daring telah berdampak, di antaranya rendahnya motivasi belajar, motivasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa yang lain berbeda. Bahkan, ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Terbukti ada beberapa siswa menunjukkan penurunan motivasi belajar yang ditandai dengan terlambatnya siswa dalam mengumpulkan tugas. Siswa kurang memahami materi karena tidak ada penjelasan secara langsung dari pendidik. Akibatnya, perolehan nilai hasil belajar siswa rendah.

Meski begitu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa, antara lain, 1) faktor internal. Menurut Suryabrata (2004), motivasi dipengaruhi oleh diri sendiri meliputi cita-cita, minat, kemampuan belajar, kondisi siswa, dan lingkungan. 2) Faktor eksternal. Adalah motivasi yang berasal dari keluarga, terutama orang tua, sebagai lingkungan terdekat anak. Menurut Burstiando (2015), motivasi sebagai proses psikologi adalah refleksi kekuatan interaksi antara kognisi, pengalaman, dan kebutuhan.

Peserta didik diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajarnya dalam pembelajaran daring sehingga tujuan belajarnya tercapai. Upaya yang dapat dilakukan antara lain, 1) meningkatkan keyakinan diri dan harapan mengenai kemampuan dan memahami materi dan memahami arti penting mengerjakan tugas. 2) Memahami tujuan dan arti belajar sehingga memahami arti penting pengerjaan tugas. 3) Menguasai kontrol emosi yang baik dalam menghadapi tugas dan pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran online, guru adalah faktor penentu keberhasilan pembelajaran online. Guru adalah faktor dominan dalam penentuan kualitas pembelajaran. Karena itu, upaya yang dilakukan pendidik untuk meningkatkan motivasi belajar antara lain, 1) memilih metode pembelajaran yang tepat. Hal ini akan meningkatkan motivasi belajar siswa dan minat belajar siswa sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. 2) Memaksimalkan fasilitas pembelajaran. Pembelajaran online memerlukan fasilitas yang menunjang, seperti internet, komputer, atau gawai. Pemanfaatan fasilitas yang baik akan memaksimalkan materi yang disampaikan. 3) Memanfaatkan penggunaan media. Motivasi belajar siswa pada pembelajaran online dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan media yang membuat siswa tertarik kepada pembelajaran.

Orang tua adalah salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi anak dalam belajar. Hal ini menuntut adanya kontak langsung yang dapat diwujudkan dalam bentuk dukungan orang tua kepada anaknya. Menurut Hasbullah (2001), dukungan orang tua sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak. Hal ini senada dengan teori Hamalik (2000), bahwa motivasi adalah keseluruhan dorongan, keinginan, kebutuhan dan daya sejenis yang menggerakkan perilaku seseorang. Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu dimana sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan peran orang tua sebagai pengganti guru di rumah dalam membimbing anaknya selama proses pembelajaran jarak jauh (PJJ). (*/ida)

Bimbingan & Konseling SMA Negeri 2 Sukorejo Kendal.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya