RADARSEMARANG.COM, Di masa era pandemi seperti sekarang ini berbagai masalah dalam pembelajaran menjadi sangat kompleks. Ketidakpahaman siswa terhadap materi yang diberikan, kurangnya tanggung jawab siswa, susahnya pembentukan karakter siswa sampai alasan signal dan kuota menjadi permasalahan dalam pembelajaran daring.
Berbagai masalah memang berbeda-beda pada tiap daerah dan tingkatan pendidikan. Seperti di SMK Negeri 1 Ngablak, mengingat kondisi geografis di daerah dataran tinggi, kemampuan sosial ekonomi yang hampir sebagian besar tingkat menengah ke bawah, kurangnya partisipasi orang tua dalam pembelajaran daring karena ketidakpahamannya membuat permasalahan menjadi semakin kompleks. Berbagai cara dan metode pembelajaran sudah dijalankan sesuai kemampuan siswa di bidang IT atau berbasis android. Tantangan pertama kurangnya respon siswa dalam mengikuti pembelajaran yang mengharuskan para guru berpikir kreatif menggunakan berbagai metode secara bergantian. Seperti Whatsapp, Google Classroom, Google Form.
Tantangan berikutnya dalam penilaian ketercapaian kompetensi. Jika menggunakan metode online seperti Google Form, Quiziz kurang mampu mengukur kompetensi siswa terutama untuk mata pelajaran produktif. Karena siswa bisa mencari jawaban melalui sumber yang lainnya. Untuk itu strategi yang penulis terapkan salah satunya dengan Metode Arisan.
Menurut Nurhayani, model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan adalah salah satu model pembelajaran kooperatif, dimana siswa bekerja sama dibentuk ke dalam kelompok untuk mendiskusikan kesesuaian setiap jawaban dari setiap pertanyaan yang telah keluar dari dalam gelas yang telah dikocok oleh guru. Siswa dibentuk kelompok dan setiap pertanyaan akan digulung lalu dimasukkan ke dalam gelas atau wadah.
Dalam metode arisan yang digunakan untuk pengambilan nilai kompetensi dalam satu kompetensi dasar dalam mata pelajaran produktif ini siswa dijadwal datang ke sekolah secara bergantian sebanyak 5 siswa per hari dalam satu kelas. Langkah yang dilakukan dalam metode arisan ini dimulai dari guru membagikan kertas yang berisikan jawaban. Masing-masing siswa akan memiliki 1 lembar kertas yang berisikan kartu jawaban. Kertas yang berisi soal digulung dan ditempatkan di dalam wadah. Wadah yang telah diisikan dengan soal-soal akan dikocok dan menjatuhkan 1 kertas soal. Kertas soal yang jatuh akan dibacakan guru dan dijawab oleh siswa yang memegang kertas yang berisikan jawaban yang cocok dengan soal. Pertanyaan yang telah dibacakan oleh guru wajib dicacat di buku siswa.
Siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar akan diberikan nilai oleh guru. Selanjutnya wadah yang masih berisi kertas soal akan dikocok kembali oleh guru. Dan guru akan menjatuhkan 1 soal guna untuk dibacakan kembali kepada siswa. Siswa diwajibkan menjawab soal yang telah dibacakan.
Apabila siswa menjawab dengan tepat, guru dan siswa lainnya bertepuk tangan. Jawaban yang benar akan menambahkan poin untuk siswa. Begitu pula seterusnya hingga soal yang terdapat pada wadah telah dibacakan semua (Jeni Dwi Wahyu Ningrum dalam Penerapan Metode Kooperatif Tipe Model Arisan untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa, https://core.ac.uk >pdf).
Dari metode arisan tersebut guru dapat mengambil beberapa hasil dan kesimpulan. Hasil adalah nilai yang didapat dari jawaban siswa yang menjawab pertanyaan dengan mencocokkan soal yang diberikan dengan jawaban yang dipegangnya.
Kesimpulannya, guru dapat melihat kesiapan siswa dalam menyiapkan jawaban setiap kali guru mengocok soal dan membacakannya. Siswa akan memberikan perhatian lebih karena harus berkonsentrasi untuk menyesuaikan jawaban yang dipegangnya dengan soal hasil arisan.
Jika jawaban itu merupakan jawaban dari soal yang dibacakan guru, maka siswa harus menjawabnya. Di samping itu adakalanya siswa menambahkan jawaban sesuai kemampuannya. Hal ini juga dapat digunakan untuk merangsang cara berpikir siswa atau pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.
Penilaian dengan metode ini juga membuat siswa lebih bergembira dan bahagia dan tidak terlalu tegang dalam menjawab soal yang diberikan. Pada akhirnya penilaian dengan metode arisan yang diterapkan pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Ngablak ini menjadi salah satu alternatif penilaian di masa pandemi. (pm2/lis)
Guru Produktif Pertanian (Agribisnis Tanaman Pangan) SMKN 1 Ngablak, Kabupaten Magelang