RADARSEMARANG.COM, Di dalam UUD Tahun 1945 pasal 31 ayat 2 disebutkan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Pendidikan dasar 9 tahun adalah hak setiap warga negara. Guru merupakan perwakilan dari pemerintah yang langsung berhadapan dengan peserta didik. Guru yang tahu betul keadaan peserta didik dan sekolah dimana ia melaksanakan tugas kesehariannya. Dengan demikian diharapkan guru dapat memberikan motivasi pada setiap peserta didiknya agar dapat bersama-sama mensukseskan program wajib belajar 9 tahun.
Proses pembelajaran yang monoton dan tidak menarik menyebabkan peserta didik tidak dapat menikmati pembelajaran, sehingga mengakibatkan prestasi belajar kurang memuaskan. Guru dianggap sebagai sumber belajar yang paling benar. Proses pembelajaran masih memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah dari guru siswa cenderung pasif. Proses pembelajaran terasa kaku dan membosankan bahkan terkadang siswa mencari kesibukan lain di saat pembelajaran. Hal inilah salah satu yang menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi menurun di SDN 02 Tegalsuruh terutama kelas empat pada mata pelajaran IPA pada materi Daur Hidup Hewan.
Guru sebagai seorang pendidik seharusnya mampu membuat pembelajaran menjadi hal menarik yang dapat menyita perhatian peserta didik untuk selalu mengikuti pembelajaran. Mereka dapat merasakan terasa tertinggal bila tidak dapat menyimak dari proses pembelajaran dari gurunya. Peserta didik dapat mempersiapkan dirinya dengan sepenuh kemampuannya untuk mengikuti pembelajaran yang disajikan. Dengan pembelajaran yang demikian akan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didiknya dengan hasil yang pasti memuaskan.
Dalam proses pembelajaran seharusnya siswa dilibatkan secara aktif sehingga pembelajaran akan terasa hidup tidak membosankan dan siswa merasa tertarik serta senang. Maka untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa penulis menggunakan model pembelajaran Jijsaw. Pembelajaran Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson. Menurut Agus Supriyono (2009: 89). Model pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif dimana guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok lebih kecil.
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran model ini adalah sebagai berikut : 1) Guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 anak (kelompok asal). 2) Guru memberi tugas kepada setiap anak dengan sub topik yang berbeda. 3) Kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan memnetapkan anggota ahli yang bergabung dalam kelompok ahli. 4) Anggota ahli dari masing-masing kelompok asal berkumpul sesuai dengan sub topiknya (kelompok ahli). 5) Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberika dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut. 6) Setelah menguasai dan memmahami materi,kelompok ahli menyebar dan kembali ke masing-masing (kelompok asal) untuk menjelaskan materi kepada teman-temannya di kelompok asal. 7) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 8) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi sebagai rangkuman materi. 9) Siswa mengerjakan tes individu.
Penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw berpenganruh besar terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini sangat terlihat dengan keaktifan siswa dalam bekerja kelompok, suasana kelas menjadi lebih hidup dan semangat. Anak mempunyai kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapatnya, ini berpengaruh sekali terhadapa perkembanhan anak secara positif, prestasi anak menjadi baik, mempunyai sikap yang lebih baik dan saling menghargai satu dengan yang lainnya. Mereka saling bekerjasama yang positip dan bertanggung jawab atas ketuntasan materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi kepada kelompok yang lain. (ti2/ton)
Guru SDN 02 Tegalsuruh Kec. Sragi Kab.Pekalongan.