27.8 C
Semarang
Wednesday, 25 June 2025

Strategi Pembelajaran HOTS pada Mata Pelajaran PPKn

Oleh : Arief Adi Wiratna, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Seiring dengan implementasi Kurikulum 2013, pemerintah mendorong agar guru meningkatkan mutu pembelajaran. Guru harus kreatif mengembangkan model dan strategi pembelajaran yang mendorong keterampilan berpikir kritis peserta didik yang dikenal dengan HOTS (Higher Order Thinking Skills/keterampilan berpikir tingkat tinggi).

Oleh karena itu,beberapa model pembelajaran didorong untuk dilaksanakan seperti mencari (inquiry), menemukan (discovery), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning).
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan mata pelajaran pokok yang diajarkan mulai dari jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MK. Menurut Mohammad Numan Sumantri (2001:159) pendidikan kewarganegaraan adalah seleksi dan adaptasi lintas disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu kewarganegaraan, humaniora, dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk ikut mencapai salah satu tujuan pendidikan IPS.

PPKn sebagai pendidikan moral, pendidikan nilai, pendidikan politik, pendidikan hukum, dan pendidikan HAM di sekolah. Diberikannya mata pelajaran PPKn kepada peserta didik di SMK Negeri 1 Ngablak untuk menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yang mengetahui dan memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara, cerdas, kritis, aktif. Juga partisipasif, cinta tanah air, demokratis, toleran, menghormati HAM, taat hukum. Selain itu, peduli terhadap orang lain, mempersiapkan diri menjadi masyarakat global, yang bermuara pada terbentuknya masyarakat madani (civil society).

Ruang lingkup PPKn antara lain pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), sikap kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic skill). Pengetahuan kewrganegaraan berkaitan dengan membekali peserta didik dengan sejumlah pengetahuan yang menjadi dasar sebagai warga negara yang cerdas, kritis, demokratis, menghormati HAM, taat hukum.
Mengetahui hak dan kewajiban, serta mengetahui peran lembaga-lembga negara. Sikap kewarganegaraan berkaitan internalisasi karakter yang baik pada diri setiap peserta didik, patriotisme, demokratis, toleran, menghormati HAM, rela berkorban, nasionisme, religius, gotong-royong.

Mata pelajaran PPKn selain bertujuan membentuk warga negara yang baik, juga menanamkan dan menguatkan ideologi negara yaitu Pancasila. Pancasila juga merupakan sarana pembangunan karakter. Yaitu membentuk bangsa Indonesia yang yakin dan percaya pada Tuhan YME, berperikemanusiaan, adil dan beradab, mencintai persatuan dan kesatuan. Mengutamakan musyawarah mufakat dalam pengambilan keputusan, serta mampu berlaku adil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mata pelajaran PPKn agar dapat menarik minat dan perhatian siswa harus disampaikan dengan menarik pula. Maka pembelajaran harus dilaksanakan secara kontektual. Yaitu mengaitkan materi dengan kehidupan nyata peserta didi. Membahas isu-isu aktual bahkan kontroversial yang menimbulkan polemik atau pro-kontra di tengah-tengah masyarakat untuk dibahas dan dicari alternatif solusinya.
Pengembangan strategi pembelajaran HOTS pada mata pelajaran PPKn akan mendorong penguasaan kecakapan abad 21 atau 4C. yakni komunikasi, kolaborasi, critikal thinking and problem solving dan creative and innovative.

Berdasarkan hal tersebut, guru perlu mengubah paradigma dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran HOTS tidak ujug-ujug. Tetapi harus disusun dulu. Desain pembelajaran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Adapun langkah pembelajaran HOTS adalah berfokus pada pertanyaan. Menganalisis/menilai argumen dan data. Mendefinisikan konsep. Menentukan kesimpulan. Menggunakan analisis logis. memproses dan menerapkan informasi. Dan menggunakan informasi untuk memecahkan masalah.

Dengan model pembelajaran HOTS diharapkan peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat melakukan proses analisis dan mengevaluasi suatu permasalahan sehingga dapat menciptakan solusi yang tepat sebagai modal dalam kehidupan sehari hari pada abad 21. (pm2/lis)

Guru PPKn SMKN 1 Ngablak, Kabupaten Magelang.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya