RADARSEMARANG.COM, COVID-19 berdampak terhadap proses pembelajaran online di Sekolah Dasar (SD). Dari tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dampaknya dirasakan oleh siswa, orang tua dan guru. Murid terbiasa berada di sekolah berinteraksi dengan teman-temannya, serta bertatap muka dengan guru. Dengan metode PJJ membuat murid perlu waktu beradaptasi.
Bagi orang tua adanya penambahan biaya pembelian kuota internet. Teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke internet dan kuota. Maka tingkat penggunaan kuota internet akan bertambah dan menambah beban pengeluaran orang tua. Dampak yang dirasakan guru, tidak semua mahir menggunakan teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran.
Dukungan dan kerja sama orang tua demi keberhasilan pembelajaran sangat dibutuhkan. Komunikasi guru dan sekolah dengan orang tua harus terjalin dengan lancar. Belajar dari rumah adalah suatu metode pembelajaran yang dilaksanakan di rumah untuk memenuhi pemenuhan hak peserta didik mendapatkan layanan pendidikan selama darurat penyebaran Covid-19.
Reva (2014) menjelaskan PJJ merupakan bidang pendidikan yang fokus pada teknologi yang bertujuan memberikan pendidikan kepada peserta didik yang tidak terikat ruang, waktu dan personal. Serta menyediakan akses untuk belajar dengan mudah sesuai kemampuan serta kapabilitas masing-masing peserta didik tanpa ada pemaksanaan dengan standar tertentu.
Pelaksanaan belajar dari Rumah (BDR) selama darurat Covid-19 bertujuan untuk memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan. Melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19. Mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan. Dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik dan orang tua/wali.
Sedangkan peserta didik sekolah dasar kelas rendah, yaitu kelas I, II, dan III berada pada rentang usia dini. Masa usia dini merupakan masa yang pendek, tetapi sangat penting bagi kehidupan seseorang. Karena pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. Pada usia dini tersebut, berbagai kecerdasannya seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat pesat. Tingkat perkembangannya masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik), serta memahami hubungan antarkonsep secara sederhana.
Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek konkret dan pengalaman langsung. Pembelajaran daring tidak mudah seperti yang dibayangkan. Penulis menggunakan Zoom untuk pembelajaran pada siswa kelas 3 SDN Tuksongo 1. Tetapi tidak semua anak bisa mengakses. Karena ada yang orang tuanya masih kerja. Ada juga orang tua yang gagap teknologi.
Penulis lalu mencari alternatif lain media pembelajaran daring dengan google doc. Memberikan tautan yang berisi materi pelajaan sekaligus tugas serta batas waktu pengerjaan dinilai lebih bisa mengkomodasi kebutuhan orang tua dan anak. Ini dapat membantu penilai harian, nilai bisa langsung masuk berkas form google.
Dalam kendala yang penulis hadapi untuk siswa SD kelas I sampai III belum dapat mengoperasikan gawai maka dibutuhkan bimbingan dan kerja sama antara guru dengan orang tua.
Untuk orang tua yang bekerja dapat memberikan jadwal-jadwal belajar khusus agar bisa belajar seperti siswa yang lainnya. Jadi, adanya bimbingan dan kerja sama dan timbal balik antara guru, siswa dan orang tua yang menjadikan pembelajaran daring menjadi lebih efektif.
Sehingga dalam pembelajaran daring yang diterapkan di SDN Tuksongo 1 masih terbilang mengalami hambatan yang hampir dirasakan siswa dan orang tua. Dengan jaringan koneksi internet yang masih kurang menyeluruh. Masih harus ada bimbingan dari orang tua untuk anak bisa mengoperasikan.
Sebagai bentuk layanan pendidikan dan solusi di masa pandemi Covid-19 berkunjung ke rumah memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yakni guru dapat mengetahui serta mengontrol belajar dan perilaku siswa, adanya kesempatan bagi guru untuk mengetahui kondisi siswa dan keluarga. Guru dapat berkomunikasi dengan orang tua siswa terkait permasalahan yang dihadapi. (pm2/lis)
Guru SDN Tuksongo 1, Kec. Borobudur, Kabupaten Magelang.