RADARSEMARANG.COM, Agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode, maka guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.
Pembelajaran PPKn bertujuan untuk menjadikan siswa menghargai dan menilai setiap orang dan masyarakat di sekitarnya. Tujuan tersebut harus dimiliki siswa. Berdasarkan pengalaman, guru dalam proses pembelajaran selalu menggunakan metode konvensional, pelajaran didominasi oleh guru, siswa menjadi pendengar, pasif dan tidak bergairah kemudian membosankan.
Dalam pembelajaran PPKn sebaiknya siswa diajak lebih menekankan tujuan kompetensi terhadap materi pelajaran. Upaya dalam meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, perlu diadakan pemilihan metode pembelajaran. Untuk lebih membiasakan siswa dalam menghayati materi pembelajaran metode bermain peran (role playing) dapat dijadikan suatu kebiasaan untuk menjiwai materi karena metode ini dapat menunjukkan contoh prilaku dalam menghargai nilai-nilai juang dan perumusan pancasila sebagai dasar negara.
Menurut Kokom Komalasari role playing adalah suatu metode penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung pada apa yang diperankan. Metode role playing ini dibuat berdasarkan tiga alasan yaitu, pertama, dibuat berdasarkan asumsi bahwa sangatlah mungkin menciptakan analogi otentik ke dalam suatu situasi permasalahan kehidupan nyata.
Kedua, bahwa role playing dapat mendorong siswa mengekpresikan perasaannya dan bahkan melepaskan. Ketiga, bahwa proses psikologis melibatkan sikap, nilai, dan keyakinan kita serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan spontan yang disertai analisis.
Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi: kemampuan bekerja sama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya. Sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai dan berbagai strategi pemecahan masalah.
Dengan metode bermain peran, siswa mampu menanamkan konsep pada dirinya sesuai dengan kompetensi yang telah dibuat oleh guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan data dan analisis data yang diperoleh penulis dalam pelaksanaan pembelajaran penggunaan metode bermain peran (role playing) dalam meningkatkan pemahaman konsep tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara kelas VI Sekolah Dasar Negeri Wonobodro 01 dapat disimpulkan metode bermain peran (role playing) dapat meningkatkan motivasi siswa dapat dibuktikan pada akhir belajar bahwa motivasi siswa pada aspek tekun menghadapai tugas. Ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap berbagai masalah siklus pertama.
Dapat mempertahankan pendapatnya, senang mencari dan memecahkan masalah dan bertanggung jawab dengan segala sesuatu yang dipercayakan kepadanya. Metode bermain peran (role playing) dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dibuktikan dengan hasil belajar siswa mendapat nilai tuntas. (pg2/lis)
Guru SDN Wonobodro 01.