RADARSEMARANG.COM, Tujuan utama Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah membentuk anak Indonesia yang berkualitas. Yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupannya pada masa dewasa. Selain menjadi manusia yang cerdas juga memiliki perilaku santun dan akhlak mulia.
Apalagi di zaman globalisasi seperti sekarang ini kita sebagai guru harus mengikuti laju perkembangan zaman yang semakin kreatif dan dinamis akan tetapi harus tetap mempertahankan nilai-nilai budaya ketimuran yang memiliki budaya perilaku santun.
Penanaman perilaku santun ini diupayakan melaui pendidikan diantaranya melalui pendidikan sejak pada masa anak usia dini. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka pembelajaran anak usia dini harus benar-benar efektif. Ini bukanlah suatu hal yang mudah bagi kami guru PAUD untuk menyajikan pembelajaran yang yang mampu menyampaikan nilai-nilai perilaku santun yang akhirnya akan menjadi karakter yang baik dalam kehidupannya kelak.
Guru berupaya menyajikan pembelajaran secara modern tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya perilaku santun. Di antaranya dengan pembelajaran berbasis audio visual sebagaimana yang penulis laksanakan pada proses pembelajaran di TK Pembina Negeri Taman Kabupaten Pemalang khususnya proses pembelajaran pada KD.4.2 yaitu menunjukan perilaku santun sebagai cerminan akhlak mulia.
Ujiningsih (Niken & Siti & Sadiman; 2014 ) berpendapat bahwa perilaku sopan santun adalah perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai, tidak sombong dan berakhlak mulia. Dan dalam budaya Jawa ditandai dengan perilaku menghormati kepada orang yang lebih tua. Pembiasaan perilaku santun ini perlu ditanamkan sejak usia dini dan salah satunya diajarkan sejak pendidikan anak usia dini.
Video visual adalah semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca indra mata. Sedangkan pembelajaran adalah sebuah sistem yang komplek yang keberhasilannya bisa dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek proses.
Sedangkan media pembelajaran berbasis visual menurut Asriyati (2016:13) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan dan menyampaikan pesan melalui pengalaman melihat sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif yang dapat mendorong peserta didik agar dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.
>Mengingat penanaman perilaku santun dan akhlak mulia suatu hal yang penting maka dalam penyampaian materinyapun harus dipersiapkan. Salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran video visual sehingga peserta didik di dalam menerima pesan pembelajaran tidak hanya mendengar, tetapi melihat sehingga selain bisa menirukan seperti halnya dengan mengucapkan dan juga mencontoh.
Sebagai contoh guru memberikan video pembelajaran tentang ucapan terimakasih saat ditolong, mengucapkan kata maaf dan lain sebagainya. Peserta didik dipandu oleh guru untuk mengulang ulang kata-kata pendek tersebut serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi dalam proses pembelajaran peserta didik selain diajak untuk membiasakan mengucapkan kalimat-kalimat tersebut dengan benar juga dapat melihat secara langsung contoh atau keteladanan-keteladanan melalui audio visual seperti video ataupun film yang di siapkan dalam pembelajaran tersebut.
Jadi melalui pembelajaran berbasis media audio visual ini proses pembelajaran khususnya pada penanaman perilaku santun pada anak usia dini akan lebih jelas sehingga peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik tanpa ada kesalah pahaman dalam penerimaan materi. Selain mendengar peserta didik juga dapat melihat secara langsung melalui media audio visual. Dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai dan proses pembelajaranpun lebih menyenangkan karena peserta didik dapat menyaksikan tayangan video yang disukainya. (pg2/lis)
Guru TK Pembina Negeri Taman, Kabupaten Pemalang.