RADARSEMARANG.COM, Insitute for Development Economy and Finance (INDEF) mengartikan Ekonomi Kreatif sebagai proses peningkatan nilai tambah dari hasil eksplorasi kekayaan intelektual berupa kreativitas, keahlian dan bakat individu menjadi produk yang dapat dijual. Sedangkan Penilaian Harian (PH) menurut ketentuan K13 adalah kegiatan pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar.
Sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar dan merangsang tumbuhnya ekonomi kreatif bagi siswa, sekarang ada trend baru dalam menyiasati metode pembelajaran. Salah satunya menerapkan Penilaian Harian Terpadu (PHT) ketrampilan yang berkolaborasi dengan beberapa mapel. Pepatah mengatakan sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampui, demikian pula dengan siswa SMP Negeri I Bringin sekali mengikuti PHT ketrampilan mendapatkan penilaian dari beberapa mapel. Sesuai briefing yang dipimpin kepala sekolah, pada hari Sabtu tanggal 13 Februari 2021 dilaksanakan PHT ketrampilan IPA untuk siswa kelas VIII. Menurut Sri Mulyati (guru mapel IPA) PHT ketrampilan mengambil materi pelajaran IPA tentang “tekanan” (pengaruh kadar garam terhadap massa jenis benda), sebagai praktiknya dengan unjuk kerja pembuatan telur asin.
PHT keterampilan melibatkan beberapa mapel, seperti Matematika menghitung perbandingan kadar garam dalam air. Hasilnya ditulis melalui bentuk persamaan linier dua variabel yang dimasukkan dalam tabel. Bahasa mendeskripsikan cara pembuatan telur asin, Prakarya cara menyajikan agar menarik, IPS pemasaran produk. Tiap guru mapel memiliki peran yang berbeda tetapi terjalin sinergitas dalam merangsang tumbuhnya ekonomi kreatif bagi siswa. Guru mapel lain yang turut memberikan input dalam praktikum yakni guru mapel PJOK membahas kandungan gizi, PKn pada moralitas dan kejujuran, BK kedisiplinan, Agama mengupas makanan halal, TIK pelabelan dan promosi penjualan online.
Diawali pengadaan barang, guru IPS mengarahkan siswa membeli telur yang harganya lebih rendah dari harga pasar tetapi memenuhi standar kualitas barang. Solusinya membeli telur langsung pada peternak sehingga mendapatkan telur lebih murah, baru dan segar. Guru IPA memberikan formula pembuatan telur asin dengan media air garam. Guru Prakarya membimbing siswa menghias telurnya sesuai bakat dan kemampuan siswa. Guru IPS sebagai pengarah bidang marketing memberikan evaluasi dan tips khusus, pada hasil praktik ada koreksi tentang hiasan. Cangkang telur tidak boleh dihias dengan zat pewarna karena akan meresap ke dalam cangkang dan mempengaruhi kandungan isi telur, sebaiknya hiasan dilakukan pada buket (kemasannya) saja. Dengan langkah dan strategi ini dirasa produknya lebih menjual (akan laku di pasaran). Kemasannya cantik, unik dan higienis sehingga menarik perhatian pembeli.
Manfaat yang bisa dipetik. Peran guru tiap mapel menjadi semakin dibutuhkan. Guru bisa mengarahkan pada peningkatan daya kreativitas siswa. Guru bisa melatih kerjasama antar siswa menjadi tim ekonomi kreatif yang solid. Diharapkan ke depannya siswa memiliki skill ekonomi kreatif, terbukti PHT ketrampilan membikin telur asin menjadi nilai tambah bagi siswa dan merupakan salah satu ide yang cukup signifikan untuk membuka potensi siswa dalam lapangan penghidupan dan kemandirian. (ag1/ton)
Guru Mapel IPS SMP Negeri I Bringin Kab. Semarang.