28.5 C
Semarang
Saturday, 11 October 2025

Metode Talking Stick Tingkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Tinggi

Oleh: Suparji, S.Pd.SD.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, BERBICARA merupakan proses penyampaian informasi dari pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pendengar sebagai akibat dari informasi yang diterimanya. Sehingga Kemampuan berbicara itu menjadi hal yang sangat penting dimiliki oleh semua orang. Sebagai pendidik harus mempunyai kemampuan lebih sehingga materi yang disampaikan kepada peserta didik bisa diterima dengan baik. Sementara peserta didik diharapkan mempunyai ketermpilan berbicara dengan baik pada saat pembelajaran berlangsung, baik berupa pertanyaan ataupun pernyataan. Akan tetapi pada kemyataanya, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VI semester 1 di SDN 1 Kadilangu kecamatan Kangkung kabupaten Kendal masih mengalami hambatan. Dalam materi teks pidato, terutama pemahaman tentang isi dari teks pidato tersebut. Untuk itu perlu model pembelajaran yang mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik umtuk dapat menyampaikan informasi yang didapatnya. Peserta didik dapat melatih diri mereka sendiri untuk dapat menunjukkan kemampuan berbicaranya dalam pembelajaran. Guru perlu mengatasi hambatan yang terjadi di sekolah tersebut dengan menerapkan model pembelajaran Model Talking Stick talstic untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan berpidato.

Metode talking stick adalah suatu metode yang dapat membuat siswa aktif didalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Suprijono (2014: 109-110) yang mengemukakan bahwa pembelajaran dengan metode talking stick dapat mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat. Kurniasih dan Sani (2015:82), mengemukakan model pembelajaran talking stick merupakan satu dari sekian banyak model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran talking stick ini dilakukan dengan bantuan tongkat. Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah peserta didik mempelajari materi pelajaran. Sedangkan, Maufur (2009:88), talking stick merupakan sebuah model pembelajaran yang berguna untuk melatih keberanian peserta didik dalam menjawab dan berbicara kepada orang lain. Sedangkan penggunaan tongkat secara bergiliran sebagai media untuk merangsang peserta didik bertindak cepat dan tepat sekaligus untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam memahami materi.

Langkah-langkah dalam model pembelajaran talking stick adalah Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 4 orang. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm; 3) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari. Memberikan kesempatan pada kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran. Peserta didik berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilakan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. Peserta didik lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab per tanyaan. Ketika stick bergulir dari kelompok ke kelompok lainnya sebaiknya diiringi musik atau lagu. Guru melakukan evaluasi, baik secara kelompok maupun individu.

Setelah guru menerapan model pembelajaran talking stick, menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Peserta didik dapat menunjukkan keterampilan berbicaranya saat pebelajaran berlangsung. Sehingga peserta didik akan terbiasa dan tidak akan merasa canggung dalam memyampaikan pertanyaan maupun atau pernyataan di depan orang lain. (ag1/zal)

Guru SDN 1 Kadilangu, Kendal.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya