RADARSEMARANG.COM, Peran generasi muda sangat penting dalam mengisi pembangunan. Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya. Memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi guna bersaing secara global. Di sinilah pentingnya memberikan pendidikan karakter untuk generasi muda sejak dini.
Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang. Yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya (Thomas Lickona, 1991).
Pendidikan karakter menjadi keharusan. Karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik cerdas, pendidikan juga untuk membangun budi pekerti dan sopan santun dalam kehidupan.
Dalam pendidikan formal guru memegang peranan penting dalam membentuk karakter siswa. Guru tidak sekadar mengajar dan memberikan materi akademik saja di sekolah. Namun diharapkan dapat mendidik dan menanamkan nilai-nilai moral pada siswa. Menurut Fitri (2012:156), pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran.
Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dalam pengembangan pendidikan karakter, yang memiliki keterkaitan sangat dekat ialah PPKn. Pembelajaran PPKn dan pendidikan karakter bukanlah suatu yang terpisahkan. PPKn merupakan mata pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan dan penggerak pendidikan karakter.
Di dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi tertulis bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pembentukan karakter mata pelajaran PPKn dilakukan pada setiap proses pembelajaran. PPKn sebagai mata pelajaran yang bertujuan menjadikan warga negara yang baik, berkarakter, dan mampu berfikir kritis, diharapkan mempunyai peluang besar dalam membentuk karakter disiplin anak melalui proses pembelajaran di kelas.
Kedisiplinan siswa bisa terlihat dari indikator indikator seperti masuk sekolah tepat waktu, memakai kelengkapan sekolah seperti peraturan sekolah ataupun ketepatan siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Namun, indikator tersebut tidak bisa diamati langsung oleh guru karena saat ini pembelajaran dilakukan secara daring. Proses pembelajaran dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung dengan siswa.Tetapi secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran atau jejaring sosial. Meski pembelajaran dilaksanakan secara daring tetaplah penanaman karakter utamanya kedisiplinan harus ditanamkan pada anak.
Kedisiplinan dapat diterapkan melalui disiplin waktu, untuk mendisiplinkan peserta didik guru memberikan contoh selalu tepat waktu. Hal ini dapat diterapkan ketika guru melakukan pembelajaran sesuai waktu yang telah ditentukan tanpa mengurangi ataupun menambah jam mata pelajaran.
Absensi online juga harus diterapkan agar mampu membangun kedisiplinan siswa mulai masuk kelas sampai selesai sekolah daring. Disiplin aturan yang telah disepakati. Misalnya tentang batas waktu pengumpulan tugas. Apabila siswa mengumpulkan tepat waktu maka siswa berhak mendapatkan penghargaan setidaknya ucapan selamat atas keberhasilannya menyelesaikan tugas tepat waktu dan bagi siswa yang terlambat diberi sanksi yang mendidik
Untuk mengukur kedisiplinan siswa dalam waktu dan aturan, guru bisa mengawal dan mengontrol kedisiplinan siswa menggunakan lembar kontrol karakter kedisiplinan dengan indikator yang sudah ditetapkan. Lembar kontrol tersebut sebagai panduan guru memberikan umpan balik terhadap karakter yang sudah baik dan dan kurang baik.
Pembentukan karakter kedisiplinan dalam pembelajaran PPKn di SMP Negeri 2 Gemuh dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran daring. Hal tersebut juga tidak terlepas dari dukungan semua elemen sekolah. (lbs1/lis)
Guru SMP Negeri 2 Gemuh Kabupaten, Kendal