RADARSEMARANG.COM, RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN dalam jaringan (daring) sudah cukup lama berlangsung dalam bidang pendidikan yakni sekitar satu tahun. Berawal dari sebuah keterpaksaan karena adanya pandemi Covid-19, saat ini dua pihak yang melangsungkan kegiatan pembelajaran yaitu siswa dan guru perlahan menerimanya menjadi sebuah kebiasaan. Meskipun hanya sementara, nyatanya pembelajaran sudah mulai kondusif dengan tidak melakukan tatap muka.
Guru semakin inovatif dalam mengamati kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran. Evaluasi dan perbaikan dari perangkat pembelajaran adalah bentuk upaya untuk tetap menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan meski tidak secara tatap muka. Media yang dimunculkan dalam proses pembelajaran, diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa.
Mengondisikan ruang belajar secara virtual atau secara jarak jauh sebenarnya bukan perkara yang sulit. Semua bergantung pada kreativitas guru dalam merancang proses pembelajaran tersebut. Ketepatan dalam mengamati beragam kegiatan yag membuat siswa bahagia, bosan, senang, jenuh dan lain sebagainya juga menjadi bagian penting. Tidak membutuhkan biaya yang mahal untuk menghadirkan sarana menyenangkan dalam proses pembelajaran secara daring.
Sarana yang menyenangkan bagi siswa dalam proses pembelajaran sangat mudah apabila guru mampu memanfaatkan alat dan bahan yang sederhana. Keserdahanaan sarana dalam menyampaikan materi tidak mengurangi esensi dari kegiatan belajar yang berlangsung. Kategori sarana yang sederhana di antaranya dari segi pembuatan mudah, tidak membutuhkan biaya yang mahal dan tidak harus mewah. Salah satu sarana yang masuk ke dalam kategori ini yaitu kartu kata.
Kartu kata masuk ke dalam kategori sarana sederhana, namun mampu mengondisikan pembelajaran yang menyenangkan. Kesederhanaannya karena kartu kata dapat dibuat secara pribadi oleh guru. Alat dan bahan yang digunakan sangat mudah, bahkan dapat menggunakan bahan bekas seperti kardus atau sampul buku. Untuk menarik antusiasme siswa dapat dihias sesuai kreasi masing-masing.
Kartu kata ini penulis implementasikan ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia. materi pantun kelas 5 di SDN Kalibanteng Kulon 02, Kota Semarang. Kartu kata ini dapat melatih siswa dalam memahami dan mengimplementasi kata yang tepat untuk menyelaraskan dengan rima. Rima pantun yang memiliki aturan a-a-a-a dan a-b-a-b dapat disampaikan melalu kartu kata. Melalui pola permainan maka siswa akan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran.
Cara membuat kartu kata dalam pembelajaran pantun yaitu, 1) guntinglah dus bekas atau kertas bekas dengan ukuran sekitar 5×10 sentimeter, 2) hiasai kartu kata ini di bagian samping kanan-kiri dan atas-bawah, dan 3) isi bagian tengah dengan kata yang menjadi pelengkap baris dalam pantun sesuai rima. Kemudian, langkah pembelajaran dalam kegiatan inti yang dilakukan oleh guru yaitu, 1) mengatur jadwal untuk melakukan pertemuan pembelajaran secara virtual dengan siswa melalui zoom meeting, google meet, video call dan lain sebagainya, 2) guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan melalui kartu kata, 3) guru menyebutkan sebuah pantun yang rumpang pada bagian akhir baris, 4) guru memberikan kartu kata sebagai pilihan untuk menjawab kata yang rumpang dalam baris pantun, dan 5) siswa memilih atau menebak kata yang tepat untuk melengkapi pantun yang rumpang.
Langkah dalam membuat kartu kata sangat mudah dan efisien. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga menyenangkan karena siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Mengondisikan pembelajaran daring yang menyenangkan sejatinya sangat mudah. Memanfaatkan dan mengoptimalkan alat dan bahan yang sederhana, murah, tidak harus mewah, dan mudah adalah kunci memulai pembelajaran daring yang menyenangkan. (*/ida)
Guru SDN Kalibanteng Kulon 02, Kota Semarang