RADARSEMARANG.COM, ETODE adalah cara kerja yang tersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan. Metode pembelajaran agama Islam tentunya tidak boleh lepas dengan tujuan utama pendidikan agama di Indonesia yang tercantum dalam pasal 39 ayat 2 UU nomor 20 tahun 2003, “pendidikan merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan mempertimbangkan tuntutan untuk mewujudkan persatuan nasional.”
Metodologi Pendidikan Agama Islam (PAI) sangat tidak akan ada artinya kalau tidak dilaksanakan dalam praktik pendidikan. Pelaksanaan metodologi pembelajaran PAI itu, di antaranya pemilihan metode mengajar yang efektif dan efisien.
Dalam proses pembelajaran, peran guru sangat menentukan keberhasilan siswa. Teritama ketika guru sedang menjelaskan pelajaran, mimik wajah guru, intonasi, dan cara penyampaian pelajaran sampai dengan sikap yang ditunjukkan di dalam kelas. Sebaliknya, persepsi yang kurang positif terhadap guru, akan berdampak pada hasil pembelajaran yang berjalan kurang efektif.
Seperti yang terjadi pada peserta didik kelas 5 SDN 01 Rogoselo, Kecamatan Doro, masih banyak yang kurang memahami arti dari materi makna kandungan surat Al-Maun. Ini karena siswa memiliki persepsi bahwa guru tidak menyenangkan dalam menyampaikan materi. Ketika siswa tidak menyukai gurunya, secara otomatis siswa tidak menyukai pelajarannya. Dampaknya, pembelajaran yang berlangsung kurang efektif. Bahkan, dapat menurunkan semangat belajar siswa ketika mengikuti pembelajaran yang diampu oleh guru tersebut.
Model kelompok inkuiri (Group Inquiry Model) mengajarkan peserta didik untuk bekerja dalam kelompok, dan menginvestigasi topik-topik yang kompleks. Model ini mendorong peserta didik untuk meningkatkan motivasinya mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas dalam lingkungan kelompok, baik dalam kelas maupun di luar kelas. Anak-anak yang dapat berpartisipasi dalam kegiatan pemecahan masalah dalam kelompok, akan memiliki keterampilan sosial yang diperlukan. Model ini menekankan pada keterampilan interaksi sosial yang berorientasi pada tugas.
Apabila guru ingin menggunakan model ini secara efektif, maka harus mampu, pertama, membantu peserta didik merumuskan situasi yang menarik atau mengandung teka-teki, yang dapat diterima untuk penelitian atau layak untuk diteliti. Kedua, mengajarkan keterampilan untuk melakukan penelitian dan evaluasi tingkat dasar yang diperlukan bagi inkuiri yang berhasil. Ketiga, membantu peserta didik mempelajari keterampilan yang diperlukan untuk kerja kelompok hingga berhasil. Keempat, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyelenggarakan kegiatan kelompok dan mengambil keputusan kelompok mereka sendiri.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh guru dalam menggunakan model kelompok inkuiri ini sebagai berikut, menyajikan situasi dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan inkuiri, merencanakan (penelitian), melaksanakan investigasi, menyajikan temuan-temuan, dan mengevaluasi penelitian.
Harapan penulis dalam menerapkan pendekatan inkuiri, supaya peserta didik bisa termotivasi dan memiliki gairah belajar. Siswa dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan baru secara individual sehingga dapat dipahami dan mengendap di dalam pola pemikirannya. (pg2/ida)
Guru PABP SDN 01 Rogoselo, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan.