RADARSEMARANG.COM, Adanya pandemi Covid-19 memaksa pemerintah menerapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini membuat para guru harus menyesuaikan metode pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh. Berbagai platform dan aplikasi mereka gunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran dan untuk membuat media pembelajaran. Media pembelajaran dibuat semenarik mungkin agar peserta didik tidak merasa bosan, namun materi tetap tersampaikan.
Semua mata pelajaran diajarkan secara daring. Tidak terkecuali mata pelajaran bahasa Jepang, yang merupakan salah satu mata pelajaran bahasa asing yang diajarkan pada sekolah menengah. Ada empat kemampuan yang harus dipelajari dalam bahasa Jepang, yaitu membaca (yomuryoku), mendengarkan (kikuryoku), berbicara (hanasuryoku) dan menulis (kakuryoku). Kemampuan tersebut diajarkan secara bertahap pada jenjang kelas X, XI dan kelas XII.
Mata pelajaran bahasa Jepang di SMA Negeri 1 Temanggung diajarkan mulai kelas X. Sementara bagi peserta didik, mata pelajaran ini adalah mata pelajaran yang benar-benar baru. Tentu saja ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Apalagi dengan diberlalukannya pembelajaran jarak jauh, peserta didik tidak dapat belajar secara langsung bersama guru pengampu. Ini merupakan salah satu kesulitan belajar bahasa dengan metode daring. Agar pembelajaran bahasa Jepang tetap dapat berjalan dengan baik meskipun secara daring. Guru harus mempunyai metode pembelajaran yang sesuai dengan PJJ. Salah satunya adalah penggunaan metode role play untuk meningkatkan kemampuan berbicara.
Wina Sanjaya (2010: 161) menjelaskan metode bermain peran (role play) merupakan metode pembelajaran yang mana sebagai bagian dari bentuk simulasi yang didorong untuk mengkreasi peristiwa masa lalu atau sejarah. Mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, maupun kejadian-kejadian yang akan muncul di masa depan atau masa mendatang.
Pada pembelajaran bahasa Jepang di SMA Negeri 1 Temanggung, metode role play digunakan untuk melatih kemampuan berbicara melalui latihan percakapan. Percakapan yang dibuat berdasarkan topik yang sedang dipelajari dan telah ditentukan oleh guru pengampu.
Metode role play ini digunakan pada materi “Isshoni tabemasenka”. Pada bab ini peserta didik belajar tentang makanan, tempat makan dan bagaimana mengajak makan bersama dan respon dari ajakan tersebut. Guru meminta peserta didik untuk mempraktikkan ajakan makan siang bersama. Isi percakapan dibuat secara bebas oleh siswa sesuai dengan pola kalimat yang telah diajarkan dan sesuai dengan topik yang telah ditentukan.
Pada kondisi normal, kegiatan ini dapat dilakukan di kelas secara berpasangan dengan teman sekelas. Namun pada kondisi pembelajaran jarak jauh ini, guru memberi tugas kepada peserta didik agar mereka berpasangan dengan anggota keluarga. Meskipun anggota keluarga tidak belajar bahasa Jepang, mereka tetap dapat menjadi partner percakapan, sebab mereka hanya perlu membaca tulisan sesuai dengan bunyinya, seperti pada kalimat berbahasa Indonesia. Hasil pekerjaan peserta didik dikirimkan kepada guru berupa rekaman video percakapan. Anggota keluarga sebagai partner percakapan membuat peserta didik lebih percaya diri ketika bermain peran. Hal ini dikarenakan mereka berinteraksi dengan anggota keluarga masing-masing. Sehingga membuat mereka lebih nyaman dan tidak merasa malu. Hal ini dapat menjadi salah satu solusi agar siswa tetap dapat belajar percakapan tanpa harus keluar rumah. Anggota keluarga yang tidak mengenal bahasa Japang pun menjadi tahu bahasa Jepang. Dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh ini mari kita manfaatkan yang ada di sekitar kita untuk membantu proses kegiatan belajar mengajar. (pm1/lis)
Guru Bahasa Jepang SMA Negeri 1 Temanggung