RADARSEMARANG.COM, Dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang Sekolah Dasar haruslah memiliki prinsip fungsional. Prinsip fungsional dalam pembelajaran bahasa pada hakikatnya sejalan dengan konsep pembelajaran yang bermakna. Siswa mempelajari hal-hal yang yang nantinya akan bisa digunakan dalam dunia nyata. Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN Kutosari Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan pada Tema 7 KD.3.9 dan 4.9 membahas tentang Surat Undangan Resmi dan Tidak resmi. Cakupan materi pada kompetensi dasar tersebut meliputi : Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan (ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dan Membuat surat undangan (ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll.) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan.
Masih rendahnya kemampuan belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis surat undangan dikarenakan belum adanya metode atau media pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan karakteristik materi maupun kondisi siswa. Penggunaa model pembelajaran konvensional yang bersifat satu arah menjadikan siswa cenderung bosan dan jenuh. Guru sebagai pengajar dan fasilitator harus mampu melakukan pembelajaran yang menyenangkan, menggaerahkan sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
Menurut Heriawan (126:2012), metode Pasangan Bernomor adalah suatu metode belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok dan selanjutnya secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Metode ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat undangan dengan menggunakan kalimat yang efektif, huruf kapital, tanda titik, tanda koma dengan benar. Pada metode ini Siswa disuruh untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, yang dapat mencocokkan diberi poin.
Adapun langkah langkah pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pertama, siswa dibagi ke dalam 2 kelompok. Kedua kelompok diminta untuk berhadapan. Kedua, semua anggota kelompok 1 mendapatkan kartu bagian-bagian surat dan kelompok 2 mendapatkan kartu penerapan bagian surat. (ejaan belum benar). Ketiga, siswa mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain dengan waktu yang telah ditentukan. Nomor yang ada di dalam kartu disimpan terlebih dulu. Keempat, siswa yang sudah menemukan pasangannya melapor ke guru. Pasangan yang cocok dan tepat waktu diberi bintang 3 dan pasangan yang tidak cocok atau tidak tepat waktu diberi gambar bintang 2. Kelima, siswa berkumpul perkelompok dengan 4 siswa perkelompoknya. Nomor yang sudah didapat ditempel di bagian badan yang terlihat. Kelima, siswa secara berkelompok mengerjakan Lembar Kerja yang telah disediakan. Keenam, guru memanggil salah satu nomor secara acak dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Tahap terakhir yaitu siswa dan anggota kelompok yang benar dalam mengerjakannya mendapatkan bintang 3, yang salah mendapatkan bintang 2. Bintang ditukarkan dengan hadiah sesuai yang didapatnya di akhir pembelajaran.
Hasil capaian nilai PH pada KD. 3.9 dan 4.9 di SDN Kutosari Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan menunjukkan bahwa penggunaan metode Pasangan Bernomor dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan hasil belajar siswa yang mencapai persentase ketuntasan 85%, dengan rata-rata nilai kelas 83,25 dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional yang hanya mampu mencapai ketuntasan sebesar 40 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan dengan metode Pasangan Bernomor pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, terdapat peningkatan hasil belajar dan dapat menuntaskan belajar siswa. (gb1/ton)
Guru Kelas V di SDN Kutosari Kec. Karanganyar Kab. Pekalongan