RADARSEMARANG.COM, BAHASA Inggris adalah salah satu bahasa internasional. Tidak dipungkiri lagi bahwa pembelajaran bahasa Inggris di sekolah adalah suatu kebutuhan yang sangat penting. Untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran bahasa Inggris, perlu diciptakan sebuah situasi pembelajaran yang menyenangkan melalui metode pembelajaran yang komunikatif, yang menekankan pada aspek komunikasi, interaksi, dan mengembangkan kompetensi yang menyangkut aspek kebahasaan. Hal ini menyangkut keterampilan berbahasa seperti menyimak, membaca, menulis, serta berbicara sebagai tujuan pembelajaran bahasa. Selain itu, mengakui adanya kaitan dengan kegiatan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana Nur Lailatuz (2017) menyatakan, pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan, dan pengembangan kemampuan komunikatif siswa. Pendekatan komunikatif dapat juga diartikan sebagai pendekatan yang berpijak pada hakikat bahasa sebagai alat/sarana berkomunikasi.
Ada beberapa metode pembelajaran yang bersifat komunikatif. Role playing adalah salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Adapun definisi role playing adalah dikenal dengan bermain peran yang merupakan satu bentuk drama.
Dalam metode ini, siswa diminta untuk bermain drama secara spontan untuk memperagakan peran-perannya. Dalam berinteraksi peran, yang dilakukan berhubungan dengan masalah maupun tantangan dan hubungan dengan manusia (Young dalam Nusalam dan Efendi;2008).
Perdana (2010) menyatakan bahwa metode bermain peran merupakan suatu metode pembelajaran, di mana subjek diminta untuk berpura-pura menjadi seseorang dengan profesi tertentu yang digeluti orang tersebut. Selain itu, subjek diminta untuk berpikir seperti orang tersebut, agar dapat mempelajari tentang bagaimana menjadi seseorang dengan profesi tersebut.
Berkaitan dengan penjelasan tersebut, di dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Bahasa & Sastra Inggris (lintas minat), kelas 12 MIPA, semester genap di SMAN 1 Wirosari. Dengan materi pelajaran yang berkaitan dengan unsur kebahasaan mengenai contrastive conjunction (even if … , unless… , however… , on the other hand, in contrast, nevertheless). Adapun langkah-langkahnya, setelah guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran materi tersebut, siswa diberikan latihan tentang materi tersebut. Selanjutnya, siswa membentuk beberapa grup. Setiap grup berisi 5 orang dan setiap grup membuat teks drama pendek yang berisi materi yang telah diajarkan. Setiap grup juga memilih beberapa tema yang sudah diberikan guru.
Pada tahap terakhir, siswa memainkan drama tersebut di dalam grup masing-masing di depan kelas. Dengan menerapkan metode role playing, siswa dihadapkan pada situasi nyata dengan nuansa yang bersifat komunikatif dan menyenangkan. Siswa dapat bekerja sama untuk menerapkan materi pembelajaran yang telah diajarkan dengan cara berkomunikasi dengan teman-temannya di dalam grup dalam bentuk Drama Perfomance. Kesalahan yang dibuat siswa yang berkaitan dengan aspek kebahasaan bukanlah masalah yang sangat krusial. Karena pada akhir pembelajaran, guru akan memberikan umpan balik atau masukan mengenai aktivitas yang sudah dilakukan oleh masing-masing grup.
Mengacu pada penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa metode teknik role playing mampu mengantarkan siswa untuk dapat mengaplikasikan materi pembelajaran yang telah diajarkan (contrastive conjunction) pada situasi nyata, menyenangkan, dan komunikatif di dalam kelompoknya. Dengan demikian, siswa dapat memahami dan menghayati materi pembelajaran yang telah diajarkan oleh guru di dalam proses belajar mengajar. (*/ida)
Guru SMAN 1 Wirosari, Kabupaten Grobogan