RADARSEMARANG.COM, BELAJAR Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bagi sebagian siswa tidak menyenangkan. Jangankan untuk duduk berlama-lama belajar bersama guru di dalam kelas, baru melihat jadwal pelajaran IPS saja siswa sudah menghela nafas panjang. Apalagi setelah guru masuk kelas, maka guru akan mendapati seperempat wajah tersenyum, seperempat ekspresi cemberut, dan setengahnya cuek alias acuh tak acuh.
Ekspresi beragam tersebut mencerminkan tidak semua siswa menyukai mata pelajaran IPS. Jadi tidak heran ada yang membuat meme, IPS singkatan dari Ilmu Paling Susah. IPS juga menjadi salah satu mata pelajaran yang tidak disukai oleh siswa. Maka guru harus mencari trik-trik, model, atau metode apa yang cocok. Dengan begitu, guru dapat menyajikan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan mudah dipahami siswa.
Metode pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang, dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait dan digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
Pasifnya siswa menyebabkan kejenuhan dalam proses pembelajaran yang dapat berakibat pada kurangnya minat belajar siswa di kelas. Hal ini berlaku dalam pembelajaran IPS materi Letak dan Luas Indonesia, kelas VII semester satu SMPN 1 Ulujami. Salah satu alternatif untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang asyik yaitu dengan menggunakan permainan puzzle.
Metode bermain puzzle merupakan media pembelajaran dengan cara melakukan permainan dengan media potongan-potongan gambar yang disusun kembali menjadi gambar yang utuh. Siswa dapat bermain dengan dibagi kelompok. Setiap kelompok harus bekerjasama untuk memenangkan permainan. Mainan bongkar pasang atau puzzle adalah permainan edukasi yang telah ada sejak abad ke-18. Permainan ini masih eksis hingga saat ini, karena terbukti dapat melatih kecerdasan otak anak. Manfaat puzzle dapat menstimulasi kedua bagian otak, sehingga dapat mengasah berbagai fungsinya dengan optimal.
Menurut Mustofa dan Sektiawan (2010:318) peta adalah permukaan bumi yang dilukiskan pada bidang datar dalam ukuran kecil. Menurut Padmodewo (Misbach, Muzamil, 2010) kata puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang. Puzzle bisa digunakan sebagai media pembelajaran peta untuk membangkitkan keinginan anak dalam belajar tentang peta. Karena pembelajaran sekarang tidak mengharuskan hafalan, tetapi menggugah anak mau belajar dengan mandiri dan diharapkan secara otomatis akan hafal dengan sendirinya.
Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan permainan puzzle, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok menyusun puzzle. Siapa yang berhasil menyelesaikan terlebih dahulu, merekalah kelompok pemenangnya. Kemudian tukarkan kembali atau putar puzzle antarkelompok dan mulailah berlomba kembali. Permainan ini bisa dimainkan secara individu. Kalau individu bisa langsung dikerjakan di meja guru, dan guru bisa langsung menilai dengan sediaan waktu (time watch) yang sudah ditentukan. Misal siswa diberi waktu 5 menit untuk menyelesaikan puzzle.
Dengan permainan puzzle pada materi Letak dan Luas Indonesia dengan menggunakan Peta Indonesia, siswa terlihat aktif dalam bekerjasama menyusun puzzle. Adapun manfaat puzzle menurut Soedjatmiko (2009) antara lain, 1) meningkatkan kemampuan kognitif, yaitu kemampuan mengetahui dan mengingat. 2) Meningkatkan kemampuan motorik, yaitu kemampuan mengoordinasikan anggota tubuh seperti tangan dan kaki. 3) Meningkatkan kemampuan logika, yaitu kemampuan berpikir secara tepat dan teratur. 4) Meningkatkan kemampuan kreatif/imajinatif, yaitu kemampuan menghasilkan ide sesuai dengan konteks. 5) Meningkatkan kemampuan visual, yaitu kemampuan mata menangkap bentuk dan warna objek. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa meningkat dan semangat dalam mengikuti pelajaran di kelas. (ag1/ida)
Guru IPS SMPN 1 Ulujami, Kabupaten Pemalang