RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru, yang sebagianya sering tidak dapat diramalkan sebelumnya. Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah baru. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan itu demikian luas, pertama karena sifat sasarannya yaitu manusia sebagai makhluk misteri, kedua karena usaha pendidikan harus mengantisipasi kehari depan yang tidak segenap seginya terjangkau oleh kemampuan daya ramal manusia.
Kekurangaktifan dan rendahnya hasil belajar peserta didik merupakan fenomena yang umum terjadi di dalam pembelajaran IPA, pada tema benda dan lingkungannya. Jika hal ini tidak segera diatasi, pembelajaran lebih lanjut tidak akan memberikan hasil yang optimal dan semakin lama akan semakin buruk hasilnya. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan peserta didik secara aktif untuk menemukan konsep materi pelajaran biologi, peserta didik akan lebih cepat memahami konsep materi pelajaran bila peserta didik mengalaminya sendiri. Hal tersebut dapat diperoleh melalui dengan mengunakan metode Learning Cycle (LC).
Menurut model belajar kognitif, siswa membangun sendiri pemahamannya mengenai suatu konsep. Selama pengajaran berlangsung, siswa membangkitkan pemahamannya sendiri yang didasarkan pada latar belakang, sikap, kemampuan dan pengalamannya. Siswa memilih informasi yang disajikan, dan prakonsepsi mereka menentukan informasi mana yang menarik perhatiannya kemudian secara aktif otak menterjemahkannya dan menggambarkan kesimpulan berdasarkan informasi yang telah disimpan.
Fase-Fase Siklus Belajar (Learning Cycle) adalah, pertama, fase pendahuluan (engangement). Bertujuan untuk mendapatkan perhatian siswa, mendorong kemampuan berpikir, membantu mereka mengakses pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Timbulnya rasa ingin tahu siswa tentang tema atau topik yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa tentang fakta atau fenomena yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Misalnya dalam mempelajari “Benda dan lingkungannya” guru dapat mulai dengan pertanyaan “Bagaimanakah makanan yang kita makan dapat sampai ke perut?” Kedua, fase eksplorasi (exploration). Guru sebagai fasilitator membatu siswa agar bekerja pda ruang lingkup permasalahan. Ketiga, fase penjelasan (explanation). Guru menjelaskan konsep yang dipahaminya dengan kata-katanya sendiri, menunjukkan contoh-contoh yang berhubungan dengan konsep untuk melengkapi penjelasannya, serta bisa memperkenalkan istilah-istilah baru yang belum diketahui siswa. Keempat, fase penerapan konsep (elaborating). Kegiatan belajar ini mengarahkan siswa menerapkan konsep-konsep yang telah dipahami dan keterampilan yang telah dimiliki pada situasi baru. Kelima, fase evaluasi (evaluation).
Dengan penerapan metode CL dapat tingkatkan motivasi belajar karena peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Membantu mengembangkan sikap ilmiah peserta didik. Dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. (ce3/ida)
Guru SDN 02 Jajarwayang, Kabupaten Pekalongan