RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 berdampak pada dunia pendidikan, termasuk pendidikan menengah pertama. Kendati begitu, pandemi ini mampu mengakselerasi pendidikan 4.0. Sistem pembelajaran dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi informasi. Hal ini sesuai dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), Youtube, aplikasi zoom ataupun media lainnya.
SMP Negeri 1 Rowosari Kabupaten Kendal juga melaksanakan pembelajaran daring dengan mengikuti Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Kemendikbud. Dalam surat edaran ini disebutkan bahwa tujuan dari pelaksanaan belajar dari rumah (BDR) adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.
Adapun kendala yang dihadapi kelas IX pada pembelajaran IPA SMP Negeri 1 Rowosari Kabupaten Kendal berdasarkan refleksi proses pembelajaran yang sudah berjalan ditemukan beberapa kendala. Di antaranya model pembelajaran yang diterapkan tidak tepat untuk pembelajaran daring, sehingga para siswa merasa jenuh dan bosan yang menyebabkan aktifitas pembelajaran tidak bisa berjalan secara efektif.
Pembelajaran yang tepat dalam masa pandemi Covid-19 ini adalah suatu pembelajaran yang melakukan kolaborasi, inovasi dan eksperimen. Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan dalam hal ini adalah model Project Based Learning (PjBL) karena melatih siswa berkolaborasi, gotong royong dan empati (Yuliana, 2020). Melalui pembelajaran online berbasis proyek, peserta didik dapat memiliki pembelajaran bermakna sehingga pengetahuan serta ilmu yang dimiliki dapat bermanfaat.
Model pembelajaran PjBL pada mapel IPA KD 3.7 dan 4.7 tentang Bioteknologi memberikan pengalaman bagi para siswa. Mereka diberikan proyek untuk membuat salah satu produk bioteknologi konvensioal seperti tempe, kecap, tape, yogurt, yakult, dan lain sebagainya yang layak untuk dikonsumsi dan dipasarkan di masyarakat. Siswa dan guru bisa mendapat pengalaman belajar tentang bioteknologi konvensional secara daring dengan memanfaatkan teknologi seperti media youtube untuk unjuk kerja siswa dalam proses pembuatanya serta jejaring sosial dan market place dalam pemasaran produk mereka.
Dari penjabaran di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mendorong kemampuan peserta didik dan menghasilkan karya kontekstual baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis proyek (Project Based Learning). Dalam pembelajaran jarak jauh pada mata pelajaran IPA di kelas 9 SMP Negeri 1 Rowosari Kabupaten Kendal peserta didik mampu belajar mandiri melalui bimbingan dari guru dan tayangan materi penunjang melalui youtube dan media lain yang bisa dijadikan alternatif sumber belajar. Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan proyek untuk membuat berbagai olahan produk bioteknologi konvensioal menjadikan pembelajaran IPA lebih bermakna. (ti2/lis)
Guru IPA SMPN 1 Rowosari Kabupaten Kendal