27 C
Semarang
Friday, 18 April 2025

UBP, Picu Keaktifan PJJ Siswa

Oleh: Widodo Lestari, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 sudah berlangsung satu tahun lebih. Pandemi ini berdampak terhadap semua bidang termasuk bidang pendidikan. Dampak terbesar pandemi Covid-19 pada bidang pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang awalnya secara tatap muka diganti dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau Belajar dari Rumah (BDR).

Dampak dari BDR, guru dan siswa tidak dapat bertemu secara langsung dalam proses belajar. Saat siswa tidak memahami materi pelajaran, siswa tidak bisa bertanya dengan guru secara langsung. Kalaupun bisa hanya dijawab, melalui tulisan grup WA. Hal itu belum tentu bisa memberikan jawaban yang diinginkan siswa. Apabila siswa bertanya dengan orang tua tentang materi pelajaran, belum tentu orang tua memahami pelajaran yang diberikan guru.

Keaktifan siswa dalam mengikuti PJJ tentu berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat oleh siswa. Menurut R Rimbarizki dalam bukunya yang berjudul Penerapan Pembelajaran Daring Kombinasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Paket C Vokasi di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), mengatakan bahwa pada pembelajaran online, peserta didik dapat menjadi kurang aktif dalam menyampaikan aspirasi dan pemikirannya, sehingga dapat mengakibatkan pembelajaran yang menjenuhkan. Seorang siswa yang mengalami kejenuhan dalam belajar akan memperoleh ketidakmajuan dalam hasil belajar.

Di dalam kondisi yang serba terbatas saat ini, dibutuhkan pemahaman dan kreativitas guru dalam mengemas pembelajaran online agar menarik perhatian dan motivasi siswa dalam mengikuti tahapan pembelajaran online. Pemilihan pendekatan dan model pendekatan yang tepat, serta dukungan berbagai pihak menentukan keberhasilan pembelajaran online. Apabila permasalahan di atas dibiarkan maka siswa semakin malas untuk mengikuti PJJ. Oleh karena itu guru diusahakan mencari variasi mengajar Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang menyenangkan siswa. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran Umpan balik Pantun atau (UBP).

Mengapa harus Umpan balik Pantun atau (UBP)? Pertama, karena pantun merupakan salah satu permainan kata yang banyak disukai oleh semua golongan, tidak terkecuali siswa setingkat SMA/MA. Siswa secara aktif akan merespon dan melanjutkan pantun yang telah diumpankan guru. secara bergiliran siswa akan berusaha mencari kata-kata untuk menyusun pantun. Sebagai contoh pada pelajaraan Bahasa Indonesia kelas XII, guru menunjukkan gambar virus Corona, kemudian memberi umpan satu baris pantun, siswa diberi tugas untuk melanjutkan pantun sesuai tema dan gambar dari guru. Guru akan mengumpulkan pantun tersebut dan mencatat nama siswa yang telah merespon balik, kemudian di akhir pelajaran guru akan merekap nama siswa yang aktif dan belum aktif. Secara tidak langsung jika nama siswa disampaikan dalam kelompoknya maka siswa yang belum aktif akan merasa malu. Bisa juga kumpulan pantun tersebut diterbitkan sebagai penghargaan guru terhadap keaktifan siswa.

Kedua, pelaksanaan UBP bisa dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan editing hasil UBP. Ditahap perencanaan, guru menentukan tema dan materi yang sesuai, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan. Saat tahap pelaksanaan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. Pada tahap editing hasil UBP, guru bisa memberikan keleluasaan kepada siswa untuk memilih pantun mana yang akan dimasukkan dalam kumpulan hasil UBP. Setelah beberapa hari dicoba guru bisa menyebarkan angket kepada siswa untuk mengetahuai apakah UBP ini efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam PJJ. Tentu setiap model pembelajaran ada kelebihan dan kekurangan, namun untuk proses pembelajaran jarak jauh saat ini meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti PJJ sangat penting. UBP menjadi rekomendasi dalam meningkatkan PJJ. (lbs2/ton)

Guru MAN 4 Bantul


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya