RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN di Indonesia khususnya untuk anak sekolah dasar saat ini sudah menggunakan kurikulum 2013, dimana setiap materi sudah dikelompokkan sesuai tema pembelajaran. Penggunaan kurikulum 2013 memang efektif dan efisien akan tetapi guru dalam menyampaikan materi ke muridnya masih menggunakan metode lama (metode konvensional). Terutama saat menerangkan materi tentang mempelajari keadaan alam sekitarnya atau keragaman sosial budaya masyarakat dengan menggambar di papan tulis terlebih dahulu.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan lain-lain. Karena usia SD adalah tahap operasional konkret yang membutuhkan pelajaran melalui pengalaman dan persentuhan dengan hal-hal yang bersifat konkret, nyata, dan bisa diamati secara langsung. Pada mata pelajaran tematik KD menelaah keragaman sosial budaya masyarakat, dengan pembelajaran PKn ini siswa dapat belajar dari pengalaman dan bersentuhan langsung dengan nyata. Berdasarkan pengamatan hasil ulangan harian siswa kelas V SDN 02 Wringinagung, rata-rata dibawah KKM.
Penulis dalam mengahadapi pembelajaran yang tidak berhasil ini, maka melakukan suatu cara yang tepat, baik untuk materi ataupun situasi untuk memperoleh kompetensi yang diharapkan. Yaitu dengan menerapkan pendekatan pembelajaran inkuiri atau metode inkuiri, terkait sesuai dengan materi. Metode mengajar adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Metode inkuiri adalah metode mengajar yang paling mirip dengan metode penemuan.
langkah-langkah berikut sebagai bentuk model pembelajaran yang disebut model pembelajaran inkuiri. Pertama, Orientasi terhadap Masalah. Beragam cara dan variasi dapat dilakukan guru agar dapat mengorientasikan siswa kepada suatu permasalahan. Seringkali siswa tidak menyadari pada suatu keadaan atau fenomena sesungguhnya terdapat suatu permasalahan, atau sesuatu yang dapat dijadikan pertanyaan untuk dipelajari secara lebih mendalam. Kedua, Merumuskan Masalah. Ketika rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh guru bekerja dengan baik, maka dalam pemikiran siswa akan muncul pertanyaan-pertanyaan dan permasalahan-permasalahan yang akan menjadi basis dan tujuan pembelajaran tersebut.Ketiga, Mengajukan Hipotesis. Selanjutnya, setelah siswa merumuskan masalah yang ingin dipelajari, mereka kemudian diajak untuk bersama-sama merumuskan hipotesis. Keempat, Mengumpulkan Informasi (Data). Keempat, Siswa bersama kelompoknya harus mengumpulkan sebanyak dan selengkap mungkin data dan informasi yang dibutuhkan. Kelima, Menguji Hipotesis. Setelah berkutat dengan beragam sumber belajar (sumber informasi) yang tersedia dan sumber data yang ada, siswa kemudian akan diajak untuk memproses data dan informasi yang diperoleh. Keenam, Menyimpulkan. Siswa kemudian akan dapat membuat kesimpulan mereka masing-masing tentang hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan.
Setelah diterapkannya metode inkuiri ini harapan penulis adalah peserta didik mampu turut serta dalam melaksanakan tugas belajar dengan tertib, dan dapat melatih diri dalam memecahkan soal. (pg2/zal)
Guru SDN 02 Wringinagung, Pekalongan