RADARSEMARANG.COM, SERINGKALI guru kurang memperhatikan teknik mengajar. Hal ini karena banyaknya mata pelajaran yang harus dikuasai oleh guru, menjadikan guru menerapkan metode ceramah dari hari ke hari sehingga peserta didik merasa jenuh, bosan, bahkan malas-malasan mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada penurunan prestasi belajar peserta didik. Padahal guru harus pandai mengelola kelas, mengemas suatu pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan bagi peserta didik.
Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran tematik siswa kelas IV di SDN 02 Wonorejo, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, pada materi Indahnya Negeriku, diketahui beberapa siswa tidak tertarik dalam pembelajaran. Sekitar 70 persen anak yang hasil menggambarnya masih acak atau tidak rapi, siswa malas-malasan dalam menggambar. Maka penulis menerapkan metode atau strategi yang bisa menarik siswa untuk belajar menggambar supaya hasilnya memuaskan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan penulis adalah inquiry.
Sedangkan Dahar (2011:97) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan belajar di kelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan guru sebagai acuan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas guna mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.
Pendekatan pembelajaran inquiry dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, diharapkan keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Dengan menggunakan pendekatan inquiry, diharapkan siswa mampu memecahkan masalah yang diberikan guru, kemudian mampu mengatasi masalah di luar kelas atau di tengah-tengah masyarakat, serta mampu mengatasi masalah yang dihadapinya, dan mampu mengaplikasikan ilmu, pengetahuan dan keterampilan yang mereka dapatkan dari gurunya.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menggunakan pendekatan inquiry yaitu, pertama, stimulation, sumber belajar mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau memberi kesempatan kepada warga belajar untuk membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan. Kedua, problem statement, peserta didik diberikan kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan. Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis. Ketiga, data collection, untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis itu. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objeknya, mewawancarai nara sumber, uji coba sendiri dan sebagainya. Keempat, data processing. Semua informasi itu diolah, dilacak, diklasifikasikan, ditabulasikan kalau mungkin dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Kelima, verification.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada tersebut, pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek terbukti atau tidak. Keenam, generalization. Berdasarkan hasil verifikasi, maka peserta didik menarik generalisasi atau kesimpulan tertentu.
Dengan pendekatan pembelajaran inquiry dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, akan diharapkan keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Siswa mampu memecahkan masalah yang diberikan guru, kemudian siswa mampu mengatasi masalah di luar kelas atau di tengah-tengah masyarakat. Bahkan, mampu mengatasi masalah yang dihadapinya, dan mampu mengaplikasikan ilmu, pengetahuan, dan keterampilan yang didapatkan dari gurunya. (ti2/ida)
Guru SDN 02 Wonorejo, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan