RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 mengacu pada pembelajaran berbasis teks. Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik kelas IX adalah menyajikan gagasan/pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra serta solusi atas permasalahan aktual dalam teks diskusi dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan,dan aspek lisan (intonasi, gesture, pelafalan).
Mulyadi (2015, hlm. 130) mengemukakan bahwa teks diskusi ialah teks yang berisi paparan suatu permasalahan, perbedaan pendapat yang terjadi, serta penyelesaian yang merupakan jalan keluar dari perbedaan pendapat yang ada dalam teks tersebut. Pembelajaran menyusun teks diskusi mengarahkan peserta didik agar mampu merumuskan masalah dengan cara berpikir kritis, kreatif, dan dilatih untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.
Diperlukan model pembelajaran yang efektif, yang dapat mengoptimalkan kemampuan peserta didik dengan baik. Model pembelajaran yang dilaksanakan Penulis untuk mengajarkan materi tentang menyajikan atau menulis teks diskusi di SMP Negeri 7 Semarang adalah Problem Based Learning (PBL). PBL merupakan model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk berpikir secara sistematis, berani menghadapi masalah sehingga peserta didik mampu untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah, baik dalam kehidupan pribadinya, maupun dalam kelompok dengan cara mencari data sehingga dapat menarik suatu kesimpulan.
Kelebihan yang diperoleh ketika menggunakan model pembelajaran PBL adalah meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik, membantu peserta didik mentransfer dan mengembangkan pengetahuan untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata, pembelajaran menjadi lebih mengasyikkan dan disukai peserta didik, mengembangkan keterampilan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan keterampilan untuk menyesuaikan pengetahuan baru, serta dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus-menerus belajar. Ada juga kekurangan PBL, di antaranya persiapan pembelajaran (alat, problem, dan konsep) yang kompleks, sulitnya mencari permasalahan yang relevan, dan memerlukan waktu yang cukup panjang.
Proses belajar mengajar menyusun teks diskusi dengan model PBL dimulai dengan tahap orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap ini disampaikan pada peserta didik tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian, peserta didik dibentuk menjadi beberapa kelompok. Setiap peserta didik menyimak tayangan video atau film pendek atau teks yang berisi permasalahan yang harus dipecahkan peserta didik. Masalah digunakan untuk meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan analisis, juga inisiatif. Guru berperan sebagai pemberi motivasi agar setiap peserta didik terlibat langsung dalam pemecahan masalah.
Tahap berikutnya adalah mengorganisasi peserta didik. Setiap anggota dalam kelompok menyampaikan informasi yang dimiliki tentang masalah yang ada. Kemudian, berdiskusi untuk membahas informasi faktual, dan informasi yang dimiliki setiap peserta didik setelah menyimak tayangan video atau film pendek atau teks yang disiapkan guru. Di sinilah brainstorming dilakukan. Pada tahap ini, guru membantu peserta didik untuk mengorganisasikan tugas belajar yang relevan dengan masalah yang disajikan.
Selanjutnya, guru membimbing peserta didik dalam pengumpulan informasi yang relevan, sehingga mendapat jalan keluar untuk pemecahan masalah. Setelah solusi diperoleh, guru membantu peserta didik ketika proses perencanaan dan penyajian karya. Dalam hal ini, peserta didik diminta untuk menulis teks diskusi dengan memperhatikan struktur dan kebahasaannya
Tahap berikutnya adalah analisis dan evaluasi. Guru mengarahkan peserta didik untuk melakukan refleksi dan evaluasi dalam setiap proses yang dijalankan. Dengan demikian akan diperoleh hasil yang maksimal. Akhirnya peserta didik kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikannya. Cara ini dapat memotivasi belajar peserta didik dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. (lbs2/ton)
Guru Bahasa Indonesia SMP 7 Semarang