RADARSEMARANG.COM, MEMBACA judul di atas sepintas terlihat sederhana. Ada kesan nostalgia karena istri atau suaminya bertemu pada saat belajar di sekolah yang sama. Keadaan ini mungkin juga dialami oleh sebagian orang. Namun, hal ini bukanlah tujuan dari tulisan ini. Belajar dengan mencari pasangan merupakan salah satu metode yang diterapkan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan.
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan akan menentukan kemajuan suatu bangsa menurut UU RI No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab 1 Pasal 1 di nyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia. Selain itu, juga mengarah pada keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat ,bangsa, dan negara.”
Dalam pendidikan seperti pengertian di atas terdapat proses pembelajaran, yaitu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Sehingga guru harus berusaha mencari bagaimana merancang kegiatan pembelajaran supaya materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didiknya dapat dipahami secara tuntas.
Kenyataan di lapangan, untuk menghasilkan peserta didik yang aktif, kreatif dan mampu mengembangkan potensi dirinya, bukanlah suatu hal yang mudah. Masih banyak dijumpai adanya siswa yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi, tidak mau bertanya, serta tidak ada respon pada saat diberi pertanyaan.
Kondisi seperti ini tentunya dapat memengaruhi proses pembelajaran di kelas. Suasana kelas menjadi membosankan. Hal ini tidak menutup kemungkinan berpengaruh terhadap pemahaman konsep yang rendah, sehingga hasil belajar siswa yang rendah pula.
Guru sebaiknya membuat suasana kelas menjadi hidup. Salah satu cara untuk membuat anak belajar dengan lebih menyenangkan yaitu dengan model Make A Macth. Model Make A Macth yaitu siswa mencari kartu yang sesuai soal atau jawabannya dengan kartu yang dipegangnya. Ini berarti ada kartu soal dan ada kartu jawaban yang harus dipasangkan.
Adapaun langkah-langkah dalam pembelajaran model Make A Match yaitu guru menyiapkan kartu jawaban dan soal. Setelah itu, guru menyampaikan alur permainan Make A Match. Hal yang bisa dibuat lebih menarik yaitu soal diberikan kepada siswa laki-laki sedangkan jawaban diberikan kepada siswi perempuan. Inilah yang membuat anak-anak heboh. Setelah anak-anak mendapat soal atau jawaban dari guru, mereka keluar kelas untuk mencari pasangannya. Untuk mencari pasangan, anak-anak diberikan batasan waktu agar materi pembelajaran tercapai. Anak-anak boleh masuk kelas ketika sudah mendapatkan pasangan yang sesuai. Mereka duduk bersebelahan dengan pasangan masing-masing. Hal ini dapat membuat mereka terkesan karena mereka berusia remaja yang sudah mengenal lawan jenis. Banyak diantara mereka yang tersipu malu, bahagia, serta cemberut pada saat mendapatkan pasangan masing-masing.
Inilah saat-saat yang paling menengangkan menggunakan model Make A Macth. Ketika soal dan jawaban kita cocokkan. Siswa laki-laki membacakan soalnya dan siswi yang membacakan jawabannya. Jika soal dan jawabannya betul, maka diitandai dengan kata-kata SYAH. Anak-anak akan bersorak-sorai gembira, lupa semua beban. Hal ini dapat menjadikan waktu pembejaran geografi terkesan hanya sesaat, butuh menambah waktu.
Beberapa kelebihan yang dapat diamati dari pelaksanaan model pembelajaran dengan Make A Match ini adalah tercipta suasana aktif dan menyenangkan. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. Model Make a Match mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar, dan kerja sama antar siswa terwujud. Seperti yang diterapkan di MAN Demak. (kb4/zal)
Guru Geografi MAN Demak