RADARSEMARANG.COM, Dunia Pendidikan dalam masa pandemi Covid-19 ini penuh tantangan. Pendidikan tatap muka, terpaksa dijalankan secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini menuntut peran aktif orang tua dalam membimbing putra-putrinya secara full time. Beruntung teknologi informasi berkembang pesat, yang mampu sedikit mengatasi kendala PJJ.
Namun dalam mata pelajaran IPS tingkat SD yang menuntut hafalan, menyebabkan banyak siswa merasa bosan. Hal ini biasanya karena guru menerapkan pola pembelajaran konvensional. Guru dalam memberikan materi hanya berkutat pada buku paket dan lembar kerja sekolah (LKS) saja. Seperti yang terjadi di SDN 03 Sungapan Kelas V KD “mengidentifikasi faktor-faktor penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya.” Hasilnya, hasil ulangan harian di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM), dengan hanya 30 persen dari jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM.
Maka dari itu, kini guru dituntut meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi yang tepat sehingga peserta didik senang dalam belajar IPS. Terdapat berbagai macam pengertian strategi pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh para ahli.
Salah satunya yang dikemukakan oleh Dick dan Carey sebagaimana dikutip Etin Solihatin (2013:3) yang menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah komponen umum dari suatu rangkaian materi dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama-sama oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung (Etin Solihatin 2012:3).
Terdapat 5 komponen strategi pembelajaran yang perlu diperhatikan yakni kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan kegiatan lanjutan. Sedangkan menurut Etin Solihatin (2012:4), strategi pembelajaran adalah pendekatan secara menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam membantu usaha belajar siswa, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu prosedur pembelajaran dalam membantu usaha belajar siswa, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan bahan ajar, agar tercipta proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis (Wena, 2011:170). Pembelajaran Learning Cycle merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan pengembangan konsep yaitu bagaimana pengetahuan itu dibangun dalam pikiran peserta didik, dan keterampilan peserta didik dalam menemukan pengetahuan lama dengan pengetahuan yang baru dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Siklus belajar merupakan metode perencanaan yang cukup menentukan dalam pengajaran ilmu pengetahuan dan konsisten dengan berbagai teori kontemporer mengenai bagaimana individu belajar.
Metode ini mudah dipelajari dan sangat bermanfaat dalam menciptakan kesempatan dalam belajar ilmu pengetahuan. Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan cara peserta didik berperan aktif di dalamnya (Purwanti, 2012:3).
Setelah guru menggunakan strategi pembelajaran Learning Cycle ini terlihat para peserta didik lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan terlihatnya evaluasi yang mendapatkan hasil 80 persen. (ti2/ida)
Guru SDN 03 Sungapan, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang