29.2 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Replika dari Botol Plastik Pelajari Respirasi Jadi Menarik

Oleh : Dra. Faridha Haniem

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Sejak 11 Maret 2020 (WHO) menetapkan Corona Virus Disease (Covid-19) sebagai wabah pandemi global. Semua sektor merasakan dampak wabah ini. Dunia pendidikan salah satunya. Sesuai Mendikbud RI terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) proses pembelajaran pun dilaksanakan dengan sistem daring atau online.

Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Beberapa guru mengakui, jika pembelajaran daring tidak seefektif kegiatan pembelajaran tatap muka langsung. Beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa.

Demikian juga pembelajaran biologi pada materi Sistem Respirasi yang terjadi di SMAN 1 Karanganyar, Demak. Sebagian siswa masih menganggap biologi sebagai pelajaran yang kurang menarik karena merupakan pelajaran yang banyak sekali hafalannya.

Hal ini merupakan salah satu alasan siswa malas belajar biologi. Sebagai contoh materi kelas XI IPA1 tentang Sistem Respirasi . Saat pembelajaran daring guru masih masih kesulitan untuk meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini bisa dilihat dari data presensi. Dari 35 siswa yang mengikuti pelajaran hanya 18 siswa berarti hanya sekitar 51,4 persen.

Demikian juga dengan respon yang diberikan siswa terhadap tugas yang diberikan guru. Dari 35 siswa hanya 16 yang mengumpulkan tugas berarti hanya 45,7 persen yang memberikan respon positif terhadap pembelajaran daring. Banyak siswa yang tidak melakukan absen dan mengumpulkan tugas dengan berbagai alasan.

Berdasarkan fakta di atas, sebagai guru kita dituntut mampu mengatasi hal tersebut. Salah satu contoh upaya yang dapat dilakukan adalah berinovasi menciptakan suatu model alat peraga sistem respirasi yang sederhana dari bahan yang murah, mudah dibuat siswa sendiri dan bermanfaat dalam membantu siswa memahami materi sistem respirasi.

Dalam alat peraga tersebut, botol plastik diumpamakan sebagai rongga dada, tenggorokan (selang atau sedotan), bronkus (percabangan selang/sedotan), paru-paru kanan dan kiri (balon).
Adapun mekanismenya yakni apabila selang tersebut ditiup maka balon akan ikut mengembang. Ini seperti prinsip ketika menghirup udara bebas. Udara yang masuk ke paru-paru menyebabkan paru-paru mengembang karena terisi udara. Begitu juga ketika kita tidak meniupkan udara atau relaksasi, paru-paru menghempis karena udara ikut keluar.

Saat pembuatan model alat peraga sistem respirasi, siswa diminta untuk mendokumentasikan kegiatannya dalam bentuk video. Selanjutnya video pembuatan model alat peraga sistem respirasi yang sudah dikerjakan siswa dikirimkan ke grup kelas sebagai bahan diskusi.

Penerapan metode ini berdampak positif terhadap pembelajaran materi sistem respirasi di dalam proses pembelajaran yang ditandai dengan meningkatnya persentase kehadiran dan jumlah siswa yang mengumpulkan tugas. Dalam kegiatan diskusi kelas, siswa juga berani mengajukan pertanyaan dan jawabannya. Maupun mengajukan gagasan dan pendapat, mampu dan berani menilai hasil/membuktikan sesuatu. Serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

Dalam proses pembelajaran, guru sangat memegang peranan utama. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan. (kb/lis)

Guru Biologi SMAN 1 Karanganyar, Demak


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya