RADARSEMARANG.COM, Dalam mapel geografi di tingkat SMA kompetensi dasar seperti hakikat geografi, peta, penginderaan jauh dan sistem informasi geografi merupakan materi geospasial. Seperti jarak, lokasi, ketinggian tempat, peta dan citra penginderaan jauh dimana pembelajaran yang dilakukan selama ini dengan literasi buku referensi sementara pada materi tersebut dapat lebih faktual dengan menggunakan media pembelajaran dengan harapan siswa akan lebih memahami dari konsep geospasial tersebut.
Media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip kerucut pengalaman (cone of experience), Edgar Dale melukiskan bahwa semakin konkret siswa mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyak pengalaman yang didapatkan (Wijaya Cece, 1988).
Berdasarkan kerucut pengalaman tersebut dapat dilihat ketika seseorang belajar hanya dengan membaca buku saja, maka teori tersebut menyebutkan bahwa hanya 10 persen materi dari buku tersebut yang diingat. Sebaliknya, ketika seseorang melakukan simulasi atau langsung mempraktikan secara nyata apa yang ia pelajari, maka 90 persen dari materi tersebut akan diingat.
Salah satu pemanfaatan teknologi informasi yang berkembang dan banyak digunakan adalah smartphone dengan berbasis operasi android yang dapat diterapkan dalam pendidikan. Aplikasi android yang berbasis geospasial yang ditawarkan yang dapat diamanfaatkan dalam pembelajaran geografi di antaranya adalah Google Map, GPS esensial, Orux Map, Locus Map, SW Maps, Alpine Quest dan Avensa Map.
Aplikasi yang familiar bagi pengguna smartphone adalah Google Map yang digunakan dalam pembelajaran geografi di SMAN 1 Nguter pada materi konsep geografi untuk mengetahui jarak, lokasi, persebaran objek dan dapat untuk mempelajari peta, citra pengideraan jauh.
Peta yang ditampilkan pada Google Map merupakan peta yang dihasilkan dari foto udara, citra satelit dan olahan SIG sehingga gambar yang ditampilkan dalam google map merupakan gambaran dari seluruh permukaan bumi. Google Map adalah sebuah jasa virtual gratis yang disediakan google menawarkan peta yang dapat diseret dan gambar satelit untuk seluruh dunia serta aplikasi pemandu perjalanan atau travelling yang memberikan informasi-informasi penting mengenai suatu tempat (Mufti, 2015:4).
Penggunaan Google Map dalam pembelajaran antara lain mengetahui jarak rumah siswa ke sekolah yang sebelumnya data tersebut didapat dari peta off line kemudian diukur dengan penggaris dan dihitung skala baru diketahui jarak rumah ke sekolah itu adalah jarak lurus bukan jarak jalan yang biasa ditempuh oleh siswa. Kemudian untuk mengetahui lokasi absolut dan lokasi relatif dapat dengan mudah menggunakan applikasi map yang sebelumnya untuk mengetahui lokasi relatif dapat diketahui melalui survei lapangan dan lokasi absolut yang hanya dapat dibayangkan karena tidak semua lokasi tertulis lokasi absolutnya pada peta offline. Berikutnya mengetahui persebaran objek baik objek alam atau objek sosial budaya. Sebagai contoh guru memberi tugas kepada siswa pertama untuk mendapatkan jarak dari rumah ke sekolah.
Kedua mendiskripsikan lokasi rumah siswa baik lokasi absolut dan relatif. Ketiga siswa mendiskripsikan persebaran objek sosial budaya seperti pasar, ATM, tempat ibadah, sungai, gunung dan objek lain.
Pembelajaran materi geografi dengan membaca buku berupa teori dibandingkan dengan pembelajaran kontektual, faktual dengan applikasi map pada smartphone maka pengalaman belajar, tingkat pemahaman dan ingatan siswa akan lebih baik pembelajaran dengan menggunakan google map. Sebagaimana prinsip kerucut pengalaman (cone of experience) dari Edgar Dale. (lbs2/lis)
Guru SMA Negeri 1 Nguter, Kabupaten Sukoharjo