RADARSEMARANG.COM, PADA awalnya sekolah memberikan waktu belajar di rumah sekitar satu-empat minggu. Tetapi dikarenakan wabah Covid 19 ini sudah mewabah dan ada beberapa kota yang sudah masuk zona merah, maka pemerintah setempat mengambil kebijakan untuk meliburkan kembali peserta didik dengan tujuan mengurangi penyebaran virus tersebut. Meskipun begitu, guru dan peserta didik tetap melaksanakan proses pembelajaran dari rumah. Model pembelajaran dalam jaringan (daring), adalah model yang ditawarkan dalam pembelajaran selama pandemi ini berlangsung.
Berbicara mengenai pembelajaran secara daring, maka penting bagi para guru dalam hal penguasaan teknologi agar pembelajaran tetap berjalan dengan efektif di saat pandemi seperti sekarang. Guru harus melakukan inovasi dalam pembelajaran, di antaranya dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Kendala yang terjadi pada peserta didik SDN 01 Bulaksari Sragi rata-rata semua siswa dari kelas 1-6 terutama kelas masih banyak siswa yang tidak mempunyai ponsel dan orang tua yang gaptek teknologi. Sehingga mereka kesulitan untuk mengikuti pembelajaran.
Melihat permasalahan yang terjadi maka penulis menetapkan system pembelajaran secara home visit. Metode pembelajaran Home Visit (HV) dan Luring adalah kepanjangan dari “luar jaringan” sebagai pengganti kata offline. Kata “luring” merupakan lawan kata dari “daring”. Adapun jenis kegiatan yang dilakukan Luring yakni menonton acara TVRI sebagai pembelajaran siswa sekolah juga mengumpulkan karya berupa dokumen. Kegiatan Luring tidak menggunakan jaringan internet dan komputer, melainkan media lainnya seperti TV dan dokumen.
Home visit (HV) dijadikan sebagai alternatif pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Kunjungan rumah atau home visit adalah salah satu jenis kegiatan pendukung layanan bimbingan yang dilakukan oleh pendidik dalam rangka mengumpulkan dan melengkapi data atau informasi tentang peserta didik, dengan cara mengunjungi rumah peserta didik guna membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh mereka. Dalam kegiatan ini guru berperan sebagai pembimbing para siswa untuk dapat lebih mengembangkan dirinya. Bimbingan yang dilakukan oleh guru tidak hanya bagi siswa yang bermasalah tapi juga pada semua siswa, agar tiap anak terdorong motivasi belajarnya sehingga dapat berprestasi dengan baik.
Tahapan-tahapan dalam implementasi home visit yang dilakukan oleh guru kelas sebagai berikut: Pertama, Tahap Persiapan atau perencanaan Implementasi Home Visit. Guru terlebih dulu harus mengetahui tujuan dari pelaksanaan home visit. Tujuan dari home visit yang akan dilakukan oleh guru salah satunya yaitu untuk mengetahui latar belakang lingkungan belajar siswa di rumah. Kedua, Tahap pelaksanaan implementasi home visit, sebelum menggali data tentang siswa, guru harus mampu membangun kepercayaan orangtua siswa dengan melakukan komunikasi yang positif. Ketiga, tahap evaluasi implementasi home visit, guru perlu melakukan evaluasi tentang kelengkapan dan kemanfaatan hasil home visit dan komitmen orangtua siswa dalam penanganan masalah belajar siswa. Keempat, tindak lanjut dari implementasi home visit, guru menggunakan hasil dari home visit sebagai pedoman untuk menangani masalah belajar siswa.
Dengan adanya metode-metode tersebut, diharapkan agar pendidikan di kelas 4 khususnya SDN 01 Bulaksari Sragi tetap berjalan dengan baik dan berjalan lancar. (ce2.3/zal)
Guru SDN 01 Bulaksari Sragi, Kabupaten Pekalongan