RADARSEMARANG.COM, PROSES pembelajaran matematika di kelas hampir selalu dilaksanakan secara konvensional dengan urutan kegiatan pembelajaran yang monoton. Yaitu diajarkan teori/definisi/teorema melalui pemberitahuan, diberikan dan dibahas contoh-contoh. Kemudian diberikan soal latihan. Akibatnya sampai saat ini kualitas pembelajaran di Indonesia masih rendah.
Pada umumnya matematika disajikan sebagai ilmu yang bersifat abstrak. Hal ini bertentangan dengan kondisi perkembangan siswa usia SD yang masih berada pada tahap operasi konkret. Untuk dapat memahami dan menyukai matematika yang bersifat abstrak, maka proses pembelajaran matematika, khususnya materi pokok konsep operasi hitung sejatinya disampaikan secara bermakna (meaningful) dan menyenangkan, serta harus mampu menunjukkan manfaat matematika dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan (applicability) (Rahayu, 2012:3).
Salah satu strategi yang diterapkan di SDN 05 Tegalsari dalam meningkatkan minat belajar matematika pada siswa kelas IV yaitu permainan bingo. Menurut Siberman (2012:2), bingo merupakan permainan berupa tabel bernomor. Ketika siswa dapat menjawab soal lima deret secara horizontal, vertikal maupun diagonal, maka kelompoknya akan menang dan mendapat poin yang berpengaruh terhadap nilai kelompok. Permainan bingo merupakan salah satu cara yang bisa digunakan dalam memecahkan masalah yang ada pada pelajaran. Contohnya pelajaran matematika kompetensi operasi hitung pecahan.
Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam permainan matematika ini adalah 1 buah papan bingo matematik yang terbuat dari kertas karton, 1 buah gelas yang cukup besar untuk menampung semua soal atau pertanyaan, 1 set post it yang berbeda untuk masing-masing kelompok. Cara pembuatannya mudah yaitu potonglah kertas karton berukuran dengan panjang 38 sentimeter dan lebar 32 sentimeter, sampuli kertas karton tersebut dengan kertas warna, buatlah soal-soal pecahan pada kertas stiker atau pos it kemudian tempelkan pada kertas karton tersebut.
Langkah-langkah permainannya yang pertama, siapkan kertas atau karton untuk digunakan sebagai papan bingo. Buatlah petak gambar, isilah petak dengan soal-soal pecahan atau bisa dengan soal cerita tentang konsep pecahan. Peserta dalam permainan bingo terdiri atas 3 atau 4 orang. Setiap peserta mendapat 10 kartu sesuai dengan pilihan warna. Misalnya, peserta A memilih warna hijau, maka ia mendapat 10 kartu hijau. Peserta memilih kartu warna biru, maka ia mendapat kartu warna biru, demikian seterusnya. Peserta menentukan giliran bermain dan bergantian searah jarum jam. Sesuai dengan gilirannya, peserta bermain dengan menentukan tempat yang akan dijawabnya. Peserta harus membentuk garis mendatar, tegak, atau miring yang berasal dari 3 kartu yang berjejer. Peserta yang berhasil membentuk garis berhak untuk berteriak BINGO. Peserta yang paling banyak membentuk garis mendatar, tegak, atau miring dinyatakan sebagai pemenang.
Permainan ini dapat berjalan lebih efektif jika sebelumnya guru menyampaikan tujuan permainan dan membuat kesepakatan. Agar lebih menarik, papan bingo dibuat lebih besar sehingga terlihat oleh seluruh siswa. Permainan dibuat sedemikian rupa agar siswa lebih bebas bergerak dan merasa semakin senang dalam menyelesaikan permainan. Guru perlu membatasi siswa dalam melakukan diskusi kelompok agar tidak banyak terjadi perselisihan pendapat antarsiswa yang berujung pada pertengkaran.
Manfaat lain dari permainan bingo pada pembelajaran yaitu dapat menciptakan interaksi positif antara siswa dan guru serta siswa. Bahkan, dapat meningkatkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain. Siswa juga merasa senang dan paham terhadap pelajaran yang disampaikan guru. (pg2/ida)
Guru SDN 05 Tegalsari, Kabupaten Pemalang