RADARSEMARANG.COM, Salah satu tujuan mata pelajaran bahasa Jawa yang diajarkan di tingkat SMA adalah agar siswa dapat mengenal budaya di tanah Jawa yang diwariskan oleh leluhur. Kebudayaan Jawa yang perlu dilestarikan antara lain berupa adat pernikahan. Pada acara pernikahan ini terdapat banyak prosesi suci/sakral antara mempelai pria dan mempelai wanita.
Pernikahan dalam kebudayaan Jawa bukanlah sesuai acara yang biasa saja, namun di dalamnya terdapat banyak nilai dan pemahaman yang harus dihormati demi kelangsungan dan kebahagiaan hidup sang pengantin.
Materi pernikahan dengan adat Jawa diajarkan di SMA Negeri 1 Kradenan dengan menggunakan metode praktik simulasi pernikahan. Dalam praktik pernikahan adat Jawa ini siswa yang ada di kelas dibagi menjadi empat kelompok yang terdiri dari 8-9 siswa.
Kemudian siswa diminta untuk merancang kegiatan simulasi pernikahan adat Jawa yang akan dipresentasikan di depan kelas. Setelah siswa berdiskusi tentang persiapan simulasi, rancangan simulasi ditulis dan diajukan ke guru mapel bahasa Jawa untuk mendapatkan saran dan masukan. Apabila rancangan telah disetujui guru, maka siswa dapat melanjutkan untuk persiapan simulasi praktik pernikahan adat Jawa.
Pada saat melaksanakan simulasi praktik pernikahan adat Jawa, secara berkelompok siswa membawa berbagai peralatan pernikahan yang diperlukan. Dengan membawa peralatan pernikahan, siswa dapat belajar untuk mengetahui dan mengenal apa saja yang dibutuhkan dalam pernikahan adat jawa. Saat praktik siswa mempersiapkan segala sesuatu dengan mandiri sesuai kelompok belajarnya. Siswa mempersiapkan dekorasi, peralatan sakral upacara, pranata cara, hingga tata rias untuk pengantin dengan adat Jawa. Masing-masing kelompok melaksanakan simulasi praktik pernikahan adat Jawa dengan urutan mulai nglamar, seserahan, pemasangan tarub dan bleketepe, siraman, paes/ngerik, dodol dawet, midodareni, akad nikah, panggih/temu penganten, balangan suruh/balangan gantal, ngidak endhog dan wiji dadi, timbangan/bobot timbang, kacar-kucur/guno koyo, dulangan, hingga sungkeman.
Berikutnya setelah siswa mempraktikkan pernikahan adat Jawa, guru dapat mengevaluasi simulasi yang telah dilaksanakan masing-masing kelompok. Dengan pembelajaran pernikahan adat Jawa dengan praktik simulasi di SMA Negeri 1 Kradenan ini, siswa tidak hanya belajar tentang tata urutan pernikahan adat Jawa. Tetapi siswa juga dapat mengenal berbagai nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Sehingga nantinya siswa dapat ikut serta melestarikan adat budaya Jawa sebagai warisan leluhur di tanah Jawa. (ti1/lis)
Guru Bahasa Jawa SMA Negeri 1 Kradenan