26 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Guru BK dalam Transformasi Pendidikan di Era Digital

Oleh : Retno Wulandari S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, DI era digital, segala bentuk kegiatan pembelajaran di sekolah menggunakan produk teknologi untuk memudahkan tujuan dan target pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tersebut meliputi sistem pengelolaan kelas (classroom management), pembelajaran (learning), pengajaran (teaching), sumber belajar (learning materials), penilaian (assessment), dsb. Salah satu produk teknologi yang paling terkini digunakan di sekolah adalah teknologi Web 2.0.

Istilah Web 2.0 pertama kali dikenalkan pada tahun 2004 pada satu seminar dengan tema The O’Reilly Media Web 2.0 Conference. Web 2.0 didefinisikan sebagai aplikasi yang memudahkan penggunanya berpartisipasi dalam penciptaan informasi (information creation), pertukaran sumber belajar digital (sharing of learning digital materials), desain web (web design) dan kolaborasi (collaboration) oleh para pengguna Web 2.0 (Sachs & McHaney, 2016).

Di era digital, siswa dan guru menggunakan aplikasi Web 2.0 dengan berbagai variannya seperti sosial media (Facebook, Twitter, LinkedIn, Instagram) sebagai media utama berkomunikasi dengan teman, keluarga, bisnis, pendidikan, dsb. Sistem pengelolaan kelas atau Learning Management System (Moodle, Edmodo, Google Classroom) untuk kegiatan manajemen pegelolaan kelas secara online. Gamification (Kahoot, Quizzes) untuk kegiatan brainstorming, dsb.

Penggunaan aplikasi tersebut berangkat dari satu premis (premise) bahwa manusia bersifat komunal membutuhkan interaksi menggunakan suara, video, dan tulisan. Selain itu, aplikasi Web 2.0 juga mendukung berbagai macam interaksi pada lingkungan digital (digital environment) bagi penggunanya untuk berbagi, menambah, menyaring, dan mengonsumsi informasi dalam berbagai bentuk.
Dengan aplikasi terbaru ini dan kesadaran manusia berinteraksi secara online akan menggeser hubungan sosial manusia ke dalam bentuk digital platform. Terjadi pergeseran keterampilan berkomunikasi. Inilah yang menjadi perhatian lembaga pendidikan sekolah saat ini.

Dengan perubahan pendidikan ini, ditandai dengan semakin banyaknya siswa dan guru menggunakan aplikasi Web 2.0 yang menggeser keterampilan (skills) mereka. Siwa dapat menggunakan teknologi Web 2.0 untuk memposting konten yang dapat memunculkan interaksi. Postingan tersebut dapat berupa teks, audio, video, karya seni, kartun, dokumen, buku, sehingga dapat mempromosikan berbagai pengetahuan (knowledge sharing), demokratisasi informasi (information democratization) dan menciptakan para pembuat materi (content producers). Namun demikian, perkembangan teknologi tidak dapat berjalan mulus jika penggunanya tidak memiliki keterampilan terkini atau 21st Century Skills. Keterampilan ini terkait dengan kemampuan individu untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di sekitarnya dengan memanfaatkan aplikasi Web 2.0 dan metode pembelajaran yang tepat.

Selain itu, pembelajaran di era digital sekarang tidak hanya menekankan pada kemampuan dan keterampilan individu semata. Namun lebih pada bagaimana siswa mampu bekerjasama dengan siswa lain dalam bentuk kerja kelompok yang dilandasi dengan semangat pendidikan global (global education) untuk memecahkan masalah bersama yang ada di sekitar mereka. Semangat ini dapat terlaksana dengan cara kerjasama dalam kelompok mengerjakan project sesuai dengan minat siswa dengan bimbingan guru khususnya guru BK. Untuk mewujudkan pembelajaran era digital, siswa perlu memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi (21st Century Skills).

Oleh karena itu, guru BK sebagai salah satu bagian dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran perlu menjadi fasilitator dalam rangka memfasilitasi siswa dengan pembelajaran berbasis project (project-based learning) dengan menggunakan media teknologi Web 2.0. Ini yang menjadi salah satu fokus yang sedang dikerjakan guru BK di SMPN 2 Suruh, Kabupaten Semarang. Ke depan, siswa di sekolah pada era digital dapat menjadi bagian dalam dunia pendidikan modern yang dapat menjadi bekal menempuh pendidikan yang lebih tinggi. (pg2/ida)

Guru SMPN 2 Suruh, Kabupaten Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya