RADARSEMARANG.COM, SALAH satu bentuk pemeliharaan, pembinaan, dan pengembangan bahasa daerah secara formal, antara lain masuk dalam kurikulum pendidikan dan pengajaran lewat sekolah-sekolah. Bahasa Jawa sebagai bahasa daerah diajarkan di Provinsi Jawa Tengah, Daerah Isimewa Jogjakarta, dan Jawa Timur. Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah sebagai mata pelajaran muatan lokal wajib pada Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Tujuan dari mata pelajaran bahasa daerah selain melestarikan budaya daerah, juga mampu sebagai media peningkatan budi pekerti siswa yang mengalami penurunan. Dalam pembelajaran bahasa Jawa meliputi dua aspek, yaitu aspek kemampuan berbahasa dan aspek kemampuan bersastra. Setiap aspek meliputi empat keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam keterampilan menulis, siswa tidak hanya diajarkan cara menulis huruf alphabet, namun siswa juga harus terampil menulis aksara Jawa.
Penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat mempengaruhi motivasi dan minat siswa. Dalam proses pembelajaran berperan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Realita yang terjadi adalah siswa akan lebih tertarik, termotivasi, dan antusias dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang cenderung mengikuti perkembangan teknologi.
Dalam proses pembelajaran bahasa Jawa pada Kompetensi Dasar (KD) 4.5 membaca dan menulis teks paragraf berhuruf Jawa kelas VII di SMPN 7 Pemalang terdapat berbagai kendala yang dapat menghambat peningkatan dalam penyampaian materi kepada peserta didik yang masih banyak bersikap pasif dan hanya beberapa yang bersikap aktif. Ketika mereka mengalami kesulitan atau ada yang belum paham tentang materi yang disampaikan oleh guru mereka hanya diam saja tidak mau bertanya.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam penyampaian materi antara lain yaitu kurangnya media pembelajaran dan sarana prasarana pendidikan tidak mendukung sehingga peserta didik merasakan kesulitan dalam memahami materi menulis aksara Jawa. Masalah tersebut dapat teratasi oleh guru dengan penggunaan media pembelajaran Hanacaraka font.
Hanacaraka font atau dikenal dengan nama carakan adalah abjad yang digunakan oleh suku Jawa dalam bentuk aplikasi software dengan berbantuan komputer. Hanacaraka font menurut Teguh Budi Sayoga (2004) adalah suatu aplikasi software aksara Jawa dapat mempermudah pengguna dalam mempelajari dan menulis aksara Jawa dengan baik dan cepat Media hanacaraka font dipilih dalam pembelajaran menulis aksara Jawa karena memiliki kelebihan. Kelebihan media pembelajaran hanacaraka font adalah dapat membangkitkan semangat belajar, motivasi dan merangsang kegiatan peserta didik dalam belajar menulis aksara jawa menjadi lebih asyik sehingga kesan sulit belajar menulis aksara Jawa dapat teratasi. Dengan nilai hasil belajar peserta didik yang maksimal sesuai karakteristik peserta didik SMP Negeri 7 Pemalang.
Keberhasilan pembelajaran menulis aksara Jawa juga dapat dilihat dari perubahan respon dan antusias peserta didik dalam mengukuti pembelajaran. Perubahan tersebut menunjukan indikasi peningkatan dan perubahan sikap peserta didik yang lebih kreatif dengan membuat kartu nama dengan hanacaraka font. Dengan demikian, peserta didik tidak lagi merasa kesulitan terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa apalagi dengan adanya media pembelajaran hanacaraka font dengan bantuan komputer yang memberikan kemudahan dan dapat meningkatkan kemampuan menulis aksara Jawa yang dimiliki peserta didik kelas VII SMP Negeri 7 Pemalang. (pg2/ida)
Guru Bahasa Jawa SMPN 7 Pemalang