29 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Menberdayakan Siswa Berkemampuan Lebih untuk Mengatasi Akar Pangkat Tiga

Oleh : Supardi, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, MUATAN pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan jam pelajaran lebih banyak dibanding dengan mata pelajaran yang lainya. Setidaknya pada SD Negeri 01 Dororejo kelas V, enam jam pelajaran setiap minggunya dialokasikan khusus untuk muatan pelajaran Matematika. Namun faktanya sebagian besar siswa tidak menyukainya. Bagi mereka pelajaran Matematika dipandang sebagai mimpi buruk yang harus dihindari. Dalam pembelajaran Matematika sebagian besar siswa kurang aktif, Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru sangat rendah, apabila ditanya oleh guru tidak ada yang mau menjawab. Terutama pada Kompetensi Dasar yang memang bobotnya lebih sulit dibandingkan Kompetensi Dasar yang lain. Sebagai contoh Kompetensi Dasar hubungan pangkat tiga dengan akar pangkat tiga, terutama materi penarikan akar pangkat tiga. Mentor sebaya dapat dijadikan solusi permasalahan tersebut.

Hamalik (1991:73) (dalam Abi Masiku (2003:10)) mengemukakan bahwa mentorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar siswa dapat efisien dan efektif dalam belajar. Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan mentorial dikenal sebagai mentor. Mentor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas. Pengajaran mentoring merupakan pengajaran melalui kelompok yang terdiri atas satu siswa dan satu pengajar (mentor, mentor) atau boleh jadi seorang siswa mampu memegang tugas sebagai mentor, bahkan sampai taraf tertentu dapat menjadi mentor.

Ada sebagian siswa yang secara alami diberikan kemampuan lebih oleh sang Maha Pencipta. Ini dapat dijadikan sebagai mentor untuk mengatasi masalah keaktifan dan keberanian siswa yang rendah. Karena dalam metode ini dapat memancing semua siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam segala kegiatan, termasuk lebih berani dalam bertanya dan mengeluarkan pendapat, karena yang menjadi mentor adalah temannya sendiri bukan seorang guru.

Untuk menerapkan metode ini guru harus memperhatikan beberapa hal yaitu: Pertama melakukan seleksi pemilihan seorang mentor diantara siswa, otomatis siswa tersebut lebih pandai dan cakap dalam berkomunikasi dengan siswa lainnya. Membagi beberapa kelompok pembelajaran dan jangan dibuat terlalu besar jumlah kelompoknya. Dalam satu kelompok dipilih seorang yang menjadi mentornya.
Kedua Sebelum para mentor menyampaikan materinya, guru harus mempersiapkan para mentor yang dipilih. Mentor yang dipilih diberikan penjelasan tentang materi penarikan akar pangkat tiga yang harus mereka sampaikan kepada teman-temannya. Sehingga saat penyampaian materi tidak menyimpang dalam topik pembahasan. Pastikan para mentor memahami materi yang akan disampaikan . Karena bila topik pembahasan tidak dikuasai oleh mentor otomatis siswa-siswa yang lain juga tidak akan mengerti.

Ketiga Siswa dijelaskan tujuan pembelajaran dengan model mentor. Karena saat mereka ingin bertanya tentang materi penarikan akar pangkat tiga, maka mereka akan bertanya pada mentor yang sudah dipilih. Dan fungsi guru hanya mengarahkan bersikap sebagai fasilitator.

Keempat kelompok dan mentor yang terbaik dalam menyampaikan dan membahas permasalahan diberikan reward. Hal ini akan menjadi daya tarik siswa untuk menantikan pelajaran matematika pada pertemuan berikutnya.

Metode mentor sebaya ini selain dapat meningkatkan keaktifan dan keberanian siswa selama pembelajaran penarikan akar pangkat tiga, juga memiliki manfaat lain yaitu dapat melatih siswa yang menjadi tutor lebih bersabar dalam menghadapi berbagai persoalan dan pertanyaan, memperat tali silaturahmi sesama siswa serta menumbuhkan rasa solidaritas. (pg2/zal)

Guru SDN 01 Dororejo


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya