32.3 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Memahami Globalisasi Lebih Nyata melalui Portofolio

Oleh : Dwi Psupitasari S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PROSES pembelajaran pada siswa kelas VI SD Negeri 02 Sokawati cenderung dalam bentuk hafalan tanpa mengembangkan kemampuan intelektual siswa. Ada kesan bahwa siswa hanya sebagai robot yang sewaktu-waktu siap melaksanakan perintah dari guru. Siswa tidak diajarkan untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. 80 persen kegiatan pembelajaran siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, selebihnya mencatat hal-hal penting yang dituliskan guru dan menjawab pertanyaan.

Dari keadaan inilah siswa menjadi merasa jenuh dan malas mengikuti pembelajaran. Siswa jadi berlomba-lomba menghafal materi tanpa mampu berpikir kritis dan logis dalam menyikapi berbagai materi pengetahuan yang telah mereka pelajari. Dari permasalahan tersebut, maka diperlukan inovasi pembelajaran yang bisa menjadi solusi, salah satunya yaitu melalui portofolio.
Portofolio diartikan sebagai kumpulan pekerjaan peserta didik yang merupakan akumulasi dari segala sesuatu yang ditemukan para siswa dari topik bahasan untuk kemudian dibahas, dicari datanya, diolah, dan dianalisa serta dicari pemecahannya (Budimansyah, 2013:9).

Portofolio sebagai metode pembelajaran merupakan usaha guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu atau kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan mengorganisasi informasi yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya. Selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaan atau tugas-tugasnya. Hakikatnya pembelajaran portofolio di samping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran, siswa juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental. Pengalaman fisik berarti melibatkan siswa atau mempertemukan siswa dengan objek pembelajaran. Pengalaman mental dalam arti memperhatikan informasi awal yang telah ada pada diri siswa dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyusun (merekonstruksi) sendiri informasi yang diperolehnya.

Penerapan metode portofolio diawali dengan kegiatan identifikasi masalah. Pada tahap ini, siswa mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat yang mereka anggap penting, untuk dikaji. Selanjutnya, siswa mulai mengumpulkan informasi terkait dengan masalah yang dikaji. Siswa mendiskusikan dan mencari sumber informasi melalui fasilitas perpustakaan, surat kabar, kantor penerbitan, pakar, organisasi masyarakat, jaringan informasi elektronik dan sebagainya. Berikutnya guru dapat membagi kelas menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok akan bertanggung jawab untuk membuat satu bagian portofolio. Kemudiaan masing-masing kelompok akan mempresentasikan hasil pekerjaannya kepada teman yang lainnya dalam satu kelas. Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa melakukan refleksi pengalaman belajar atau kesimpulan dari kegiatan pembelajaran.

Penggunaan portofolio sebagai metode pembelajaran memiliki kelebihan, antara lain mampu mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, mengemukakan pendapat, berdebat, menggunakan berbagai sumber informasi, mengumpulkan data,membuat laporan, dan sebagaianya. Mendorong adanya kolaborasi (komunikasi dan hubungan) antarsiswa sesama siswa dan guru. Sedangkan kelemahannya memerlukan ketekunan, kesabaran, dan keterampilan, serta memerlukan adanya jaringan informasi yang erat antara siswa, guru, keluarga, dan masyarakat. Meskipun terdapat kelemahan, namun metode portofolio dianggap mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI terutama pada kompetensi globalisasi. (pg2/ida)

Guru SD Negeri 02 Sokawati


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya