RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran Muatan IPA yang terjadi saat ini, khususnya di tingkat sekolah dasar belum terlaksana secara optimal. Guru cenderung hanya menyampaikan teori, sedangkan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA kurang diperhatikan. Guru menyampaikan materi IPA dengan metode ceramah. Guru aktif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa hanya pasif duduk di bangku sambil mendengarkan ceramah guru. Kegiatan pembelajaran yang seperti ini membuat siswa menjadi bosan. Pembelajaran menjadi kurang bermakna sehingga siswa tidak dapat memperoleh pengalaman yang berkesan.
Untuk itu diperlukan suatu metode yang mampu mewujudkan pembelajarn IPA agar lebih bermakna. Metode dan strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA di antaranya yaitu metode proyek. Seperti yang dilakukan di SD Negeri 02 Tegalsari, guru kelas VI sudah menggunakan pembelajaran berbasis proyek, terutama pada kompetensi energi dan perubahannya.
Thomas (dalam Rezeki dkk, 2015: 76) mengatakan pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Metode ini dapat membantu siswa membangun pemikirannya dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Metode ini juga menjadi salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak pada persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok. Proses pemecahan masalah ini menjadikan siswa belajar dari pengalaman sekaligus mengajarkan tanggung jawab terhadap tugas masing-masing, dan melaksanakan proyek tersebut secara terpadu dalam rangka mencapai tujuan akhir bersama.
Pada tahap persiapan, guru dapat merancang tujuan dan tema kegiatan, menentukan bahan dan alat yang diperlukan, melakukan pembagian kelompok, menentukan langkah kegiatan, serta menetapkan rancangan penilaian. Sedangkan pada tahap pelaksanaan guru dapat mengikuti langkah-langkah berikut. Pertama, mengajukan sejumlah problematik. Siswa dapat memilih topik masalah yang diinginkan. Usulan kerja proyek dapat dimulai pada saat guru mengajukan sejumlah masalah yang dapat dipecahkan siswa melalui kerja proyek. Kedua, guru membentuk kelompok kecil dan menentukan langkah penyelesaian. Pada tahap ini guru juga dapat menyusun program kerja. Untuk menyusun program secara reguler, guru perlu terlibat dalam pengaturan waktu, karena siswa masih terikat dengan jam sekolah. Ketiga, siswa mengadakan penyelidikan. Siswa mengumpulkan data yang dipandang penting. Selanjutnya hasil penyelidikan itu ditulis dan dicatat dengan baik, kemudian diverifikasi. Tahap terakhir adalah menyusun laporan tertulis. Laporan ini kemudian akan dipresentasikan di depan kelas dan selanjutnya konfirmasi oleh guru dan dilakukan penilaian.
Metode proyek sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Metode ini membuat siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks. Juga mendorong kemampuan siswa untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Kekurangan metode proyek yaitu memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah, membutuhkan biaya yang cukup banyak, dan membutuhkan banyak peralatan. Namun demikian dengan adanya metode proyek diharapkan siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi sesuai dengan bagian pekerjaan masing-masing dan menyelesaikan bagian pekerjaannya secara kreatif. (pg2/ton)
Guru SD Negeri 02 Tegalsari