26.2 C
Semarang
Friday, 20 June 2025

Pembelajaran Keberagaman Wirausaha dengan Model STAD

Oleh: H. Khaeri, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Proses pembelajaran yang masih memanfaatkan model kuno atau konvensional dengan menggunakan guru sebagai sumber dalam proses pembelajaran seringkali berbanding terbalik terhadap hasil belajar siswa. Siswa akan menjadi objek dari sikap tidak profesional guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran.

Hal ini berdampak terhadap respon siswa pada saat pembelajaran menjadi bosan, jenuh, bermain sendiri, tidur, dan kegiatan lainnya yang dapat mengganggu proses pembelajaran. Guru harus bangkit dan melakukan perubahan terhadap kebiasaan lama menjadi pembelajaran yang kreatif, inovatif, menarik dan menggembirakan.

Pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dalam setiap prosesnya. Guru profesional seharusnya dapat menampilkan proses pembelajaran yang mengedepankan kebersamaan dan kerja sama pada semua anggota kelas. Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif dapat menjadi solusi yang tepat dalam mendesain sebuah proses pembelajaran.

Riyanto (2010: 267) mengatakan bahwa hakikat pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk melatih kecakapan akademis (Academic Skills), keterampilan sosial (Social Skill) dan Interpersonal Skill. Model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions atau STAD merupakan model pembelajaran yang mengedepankan kelompok belajar atau kerja sama dalam kelompok sebagai bagian dari pembelajaran kooperatif. Semua anggota kelompok diberikan tanggung jawab dan tugas masing-masing.

Penulis sebagai guru SD Negeri 02 Luragung, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan menerapkan model pembelajaran STAD di kelas enam pada materi keberagaman wirausaha dalam kehidupan sehari-hari.

Slavin (2005: 143) mengungkapkan bahwa model pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran yang paling sederhana dan paling tepat digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pendekatan dengan pembelajaran kooperatif. Kemudian Trianto (2009: 68) menambahkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 siswa secara heterogen, yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.

Model pembelajaran STAD lebih menekankan kepada pembentukan kelompok. Kelompok yang dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh karena itu, model pembelajaran STAD dapat membuat siswa untuk saling membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Langkah yang digunakan penulis dalam pembelajaran model ini yaitu penulis sekaligus guru menjelaskan materi pembelajaran, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan model pembelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya, guru mengatur siswa untuk dikelompokkan ke dalam kelompok kecil yang disebut tim.

Kelompok atau tim mendiskusikan materi yang telah diberikan oleh guru. Kemudian seluruh kelas diberikan presentasi materi pelajaran. Siswa kemudian diberikan tes. Nilai-nilai individu digabungkan menjadi nilai tim. Pada model pembelajaran kooperatif tipe ini walaupun siswa di tes secara individual, siswa tetap dipacu untuk bekerja sama untuk meningkatkan kinerja dan prestasi timnya.
Pada praktiknya model pembelajaran STAD di SD Negeri 02 Luragung, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan kelas enam sangat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran di kelas dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (gb1/aro)

Guru SD Negeri 02 Luragung, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya