29 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Melalui Contextual Teaching dan Learning PABP Lebih Bermakna

Oleh : Mei Migunani, S.Pd.I

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, KBM merupakan proses interaksi guru dengan siswa dalam kegiatan proses belajar untuk mentransfer ilmu, membimbing dan mendidik yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru harus melakukan berbagai teknik dan metode mengajar agar indikator pembelajaran tercapai. Memilih dan menerapkan metode yang tepat sesuai konsep belajar merupakan unsur salah satunya.

Tujuan pembelajaran berlangsung efektif dan efisien juga menyenangkan juga harus aplikasikan dalam mata pelajaran PABP. Permasalahan yang sering dijumpai adalah siswa belum mampu menghubungkan atau mengorelasikan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan.

Hal ini dikarenakan mereka hanya mendapat konsep dan penjelasan teori dari guru tanpa melalui pengolahan potensi dan aksi untuk mengeksplor apa yang ada dalam diri siswa maupun dengan yang ada di sekitarnya. Siswa hanya menghafal konsep atau materi yang diberikan guru.

Seperti halnya dalam penyampaian materi PABP yang masih konvensional dan monoton. Sehingga suasana belajar siswa membosankan dan berakibat tidak tercapainya kompetensi yang diharapkan. Maka, diperlukan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa sehingga lebih produktif dan memberi makna dalam memahami materi PABP.

Model CTL adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan dan mengorelasikan materi pembelajaran dengan situasi kehidupan nyata. Sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka (Wina Sanjaya, 2011: 109).

Pembelajaran PABP dengan menerapakan model CTL diberikan kepada siswa. Karena konsep belajar dapat tepat dan mengena sehingga membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil yang diharapkan dalam pembelajaran adalah proses belajar yang menarik dan menumbuhkan rasa penasaran siswa dalam belajar agama Islam. Langkah yang harus ditempuh dalam model CTL adalah sebagai berikut: pertama mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilannya.

Kedua melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. Ketiga mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya, keempat menciptakan masyarakat belajar. Kelima menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Keenam melakukan refleksi di akhir pertemuan, dan ketujuh melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara (Mulyono, 2012: 42).

Pembelajaran PABP harus direncanakan dengan baik supaya bisa menjadi materi yang membangkitkan semangat dan taraf berfikir siswa. Metode CTL tentunya mempunyai sisi kelamahan dan kelebihan. Kelebihannya model CTL di antaranya pembelajaran lebih bermakna dan nyata. Lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep, siswa dapat bekerja sama dengan teman-temannya dalam belajar. Lebih kreatif dan berfikir kritis dalam belajar. Sedangkan kelemahannya, guru harus mempersiapkan dengan baik langkah-langkah pembelajaran. Guru harus bekerja ekstra dalam membantu dan mendorong siswa dalam mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata (Suratmi, 2011: 22-23).

Dampak dari penerpan metode CTL ini sudah penulis buktikan di SDN 01 Samong, kelas V pada materi bersuci. Ketika siswa diberikan soal terkait materi tersebut siswa dapat menjawab dan menjelaskannya dengan baik. Dengan demikian pembelajaran PAI dengan model CTL terbukti lebih produktif dan bermakna. Siswa mengalami sendiri bukan hanya menghafal dan materi yang dipelajarinya akan tertanam dalam memori otak siswa. (ti2/lis)

Guru PABP SDN 01 Samong, Kec. Ulujami, Kabupaten Pemalang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya