27 C
Semarang
Tuesday, 17 December 2024

Penggunaan Media Kardus dalam Pembelajaran Lari Gawang selama BDR

Oleh : Tuti Nurkhikmah, S.Si

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di nasional dan internasional. Atletik merupakan cabang olahraga yang masuk dalam ruang lingkup kurikulum 2013. Cabang atletik yang termasuk dalam kurikulum tersebut yaitu terdiri dari nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Dalam atletik terdapat salah satu cabang nomor lari yaitu lari gawang. Lari gawang adalah lari cepat menempuh jarak dengan melompati gawang-gawang yang tingginya diatur dalam peraturan perlombaan. Gerakan lari gawang, baik lari 110m maupun 200m serta 400m (untuk pria) atau 100m (untuk wanita) sedapat mungkin harus dilakukan seperti pada gerakan lari cepat.

Menurut Sinauwerno (2012) teknik dalam lari gawang: faktor penting pada lari gawang antara lain pengaturan langkah, tempo, dan panjang langkah yang mendukung teknik lari. Teknik lari gawang berhubungan erat dengan teknik sprint, karena pelari gawang yang berhasil haruslah seorang sprinter yang handal. Selain itu, kedua teknik ini memiliki kesamaan pada beberapa hal seperti tekanan pada pengangkatan lutut, pelurusan kaki, dan gerakan tangan. Setiap fase memerlukan koordinasi gerakan yang baik dari tiap komponen tersebut.

Faktor guru pendidikan jasmani pun harus diperhatikan dalam olahraga lari gawang. Sebelum memulai pembelajaran lari gawang guru seharusnya sudah menguasai materi rangkaian gerak. Warisman (2013) mengatakan bahwa rangkaian gerak merupakan pola gerak dominan dari nomor-nomor atletik dirasakan perlu, agar guru pendidikan jasmani mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang rangkaian gerak standar nomor-nomor atletik yang akan ia berikan kelak. Selanjutnya diikuti oleh pengembangan pembelajaran gerak-gerak dasar nomor jalan, lari, lompat dan lempar.

Pelaksanaan pembelajaran lari gawang yang menjadi kendala guru yaitu kondisi proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Di SDN Karangdawa, Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang, pembelajaran dilaksanakan secara BDR. Guru olahraga melaksanakan pembelajaran menggunakan aplikasi whatsapp. Aplikasi ini dipilih karena lingkungan penulis mengajar masih tergolong didaerah yang sulit mendapatkan sinyal.

Setiap hari penulis membuat video pembelajaran dengan durasi yang sangat pendek, maksimal lima menit. Siswa melakukan di rumah dengan diawasi oleh orang tua dan difoto saat melakukan kegiatan kemudian dikirim melalui grup whatsapp tersebut. Sarana dan prasarana menjadi salah satu kendala saat siswa melakukan pembelajaran di rumah, salah satu yang menjadi kendala pada saat pembelajaran lari gawang yaitu gawang lompat.

Penulis memberikan solusi dengan menggunakan kardus. Kardus dipilih sebagai gawang dengan pertimbangan secara psikologis anak tidak takut untuk melompatinya karena jika terjadi benturan kardus akan terasa lunak sehingga akan mudah memotivasi untuk bisa melakukannya.

Kardus disusun memanjang sebanyak lima buah dengan jarak kurang lebih 100 cm. Jarak sengaja dibuat tidak terlalu panjang karena jangkauan langkah kaki siswa kelas V masih pendek. Dalam merancang pembelajaran lari gawang, penulis memberikan materi ini untuk beberapa kali pertemuan karena materi ini memerlukan keterampilan yang tinggi. Sebagai pengantar awal penulis bisa memulainya dengan gerakan tanpa rintangan. Yang terpenting adalah siswa dapat melakukan irama langkah secara benar sebelum melewati gawang. Upaya ini yang senantiasa menjadi perhatian penulis sebelum menyajikan materi lari gawang. (pg1/ton)

Guru Olahraga SDN Karangdawa


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya